Hal itu, kata Johnson, bermula saat munculnya keganjilan-keganjilan saat kepolisian tiba mengantarkan peti mati Brigadir J kepada keluarga.
Baca Juga: Link Panduan Mengerjakan Tes Substantif PPG Prajabatan 2022, Lakukan Dengan Teliti!
Menurut Johnson Panjaitan, Keluarga Brigadir J mendapatkan banyak intimidasi dari salah satu anggota polisi.
Sang oknum polisi meminta keluarga untuk tidak membuka peti jenazah atau mendokumentasikan jenazah Brigadir J.
“Jangan ambil gambar! Jangan didokumentasikan. Handphone ditaro," ungkap Johnson menirukan ucapan oknum polisi yang melarang keluarga membuka peti mati Brigadir J.
Baca Juga: Persebaya Dalam Tekanan, Dituntut Menang Lawan Persikabo untuk Obati Kekecewaan Pendukung
“Tentu ini kan mengundang histeris dan pertanyaan. Ketakutankan," timpal Johnson.
Selang beberapa saat, keluarga Brigadir J pun rapat dan memutuskan menunda pemakaman dengan alasan jenazah Brigadir J akan diformalin.
Karena alasan diformalin, polisi pun setuju untuk membantu, di sinilah keluarga mengambil kesempatan untuk memeriksa tubuh Brigadir J.