Pidato Monumental Sukarno 1 Juni 1945, Pertama Kalinya 5 Poin Dasar Negara Disampaikan

- 31 Mei 2022, 20:52 WIB
Tanggal 1 Juli 1945 berpidato yang isinya jadi poin-poin Pancasila.
Tanggal 1 Juli 1945 berpidato yang isinya jadi poin-poin Pancasila. /Buku Dunia Batin 2 Macan Asia

INDRAMAYUHITS – Pancasila merupakan Weltanschauung atau nilai-nilai kehidupan bersama yang telah lama tumbuh dan berkembang sejak zaman Sriwijaya dan Majapahit dulu.

Pancasila yang kemudian disepakati menjadi dasar negara Indonesia ini tidak serta merta mengkristal dalam sekejap mata, tapi berproses begitu lama.

Hingga teruji sebagai perekat bagi bangsa Indonesia yang terdiri dari bangsa-bangsa dan pulau-pulau, mempunyai perasaan senasib sepenanggungan.

Baca Juga: Pidato Bersejarah 1 Juni 1945 Sukarno Singgung Arab Saudi, Momen Penegasan Kemerdekaan dan Lahirnya Pancasila

Pada tanggal 1 Juni 1945 Sukarno menyampaikan pidato yang poin-poinnya menjadi dasar rumusan Pancasila yang kita kenal hari ini.

Pancasila yang dimaksud Soekarno dalam poin-poin pidatonya pada tanggal 1 juni 1945 adalah sebagai berikut:

  1. Kebangsaan Indonesia.

Kebangsaan Indonesia yang bulat! Bukan kebangsaan Jawa, bukan kebangsaan Sumatera, bukan kebangsaan Borneo, Sulawesi, Bali, atau lainlain,tetapi kebangsa an Indonesia, yang bersama-sama menjadi dasar satu nationale staat.

Baca Juga: MERINDING! Isi Pidato Kemarahan Sukarno karena Pembahasan Kemerdekaan Bertele-tele, Embrio Lahirnya Pancasila

  1. Internasionalisme atau peri kemanusiaan.

Tetapi bukanlah saya bermaksud kosmopolitism e, yang tidak mau adanya kebangsaan, yang mengatakan tidak ada Indonesia, tidak ada Nippon, tidak ada Birma, tidak ada Inggris, tidak ada Amerika, dan lain-lainnya.

Internasionalisme yang dimaksud adalah hidup subur dan berakar di dalam buminya nasionalisme. Nasionalisme tidak dapat hidup subur, kalau tidak hidup dalam tamansarinya internasionalisme adalah bergandengan erat satu sama lain.

  1. Mufakat atau demokrasi.

Dasar itu ialah dasar mufakat, dasar perwakilan, dasar permusyawaratan. Negara Indonesia bukan satu negara untuk satu orang, bukan satu negara untuk satu golongan, walaupun golongan kaya. Tetapi kita mendirikan negara semua buat semua, satu buat semua, semua buat satu.

Baca Juga: Info Lowongan Kerja BCA Finance Indramayu, Minimal SMA Hingga S1

  1. Kesejahteraan sosial

Yang semua rakyat sejahtera, semua orang cukup makan, cukup pakaian, hidup dalam kesejahteraan, merasa dipangku oleh Ibu Pertiwi yang cukup memberi sandang-pangan kepadanya.

  1. Prinsip yang kelima hendaknya:

Menyusun Indonesia Merdeka dengan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa.

Prinsip Ketuhanan! Bukan saja bangsa Indonesia bertuhan, tetapi masing-masing orang Indonesia hendaknya bertuhan Tuhannya sendiri. 

Yang Kristen menyembah Tuhan menurut petunjuk Isa al Masih, yang Islam bertuhan menurut petunjuk Nabi Muhammad SAW, orang Buddha menjalankan ibadatnya menurut kitab-kitab yang ada padanya, begitupun agama lainnya.

Baca Juga: Ke Kuba, Sukarno Ajari Fidel Castro Soal Revolusi dan Kemandirian Bangsa, Ternyata Dampaknya hingga Kini

Tetapi marilah kita semuanya ber-Tuhan. Hendaknya negara Indonesia ialah negara yang tiap-tiap orangnya dapat menyembah Tuhannya dengan cara yang leluasa.

Segenap rakyat hendaknya ber-Tuhan secara kebudayaan, yakni dengan tiada egoisme-agama.

Dan hendaknya Negara Indonesia satu Negara yang bertuhan! Marilah kita amalkan, jalankan agama, baik Islam, maupun Kristen, dengan cara yang berkeadaban. Apakah cara yang berkeadaban itu? Ialah hormat-menghormati satu sama lain.

Kelima prinsip ini kemudian kita kenal sebagai Pancasila, dimana bangsa Indonesia berdiri diatasnya. Soekarno juga mengatakan, jangan pernah berhenti berjuang untuk menjadikan Pancasila sebagai kenyataan dalam kehidupan berbangsa bernegara. ***

Editor: Kalil Sadewo

Sumber: Perpusnas Kemendikbud


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x