Ekonomi Sirkular Secara Massif Bisa Mengurangi Sampah Plastik, Serta Mendukung Ketersediaan Bahan Daur Ulang

- 7 Maret 2022, 20:12 WIB
Salah satu contoh ekonomi sirkular yang diterapkan BUMDes Bina Mandiri Sejahtera Desa Patrol Kabupaten Indramayu
Salah satu contoh ekonomi sirkular yang diterapkan BUMDes Bina Mandiri Sejahtera Desa Patrol Kabupaten Indramayu /Dok BUMDes BMS

INDRAMAYUHITS - Penerapan ekonomi sirkular mampu menjadi salah satu solusi dalam mrngatasi persoalan sampah nasional.

Pakar teknologi produk plastik dari Universitas Indonesia Prof Dr Mochamad Chalid  menyatakan terlepas dari banyak stigma yang dilekatkan orang, plastik pada dasarnya produk yang relatif lebih ramah lingkungan ketimbang kemasan lainnya semisal yang berbasis kertas.

"Analisis life cycle assessment (LCA) menunjukkan plastik lebih ramah lingkungan karena energi yang diperlukan untuk pembuatannya relatif jauh lebih sedikit dan ini juga terkait erat dengan tingkat emisi C02 dan perubahan iklim," katanya dalam keterangannya di Jakarta, Senin.

Baca Juga: Kabar Gembira, Karantina Bagi Jamaah Umroh dan PPLN Hanya Satu Hari

Menurut dia, plastik sebenarnya material yang eksotik, punya banyak keunggulan dari sisi ekonomi, kepraktisan dan pemanfaatan dalam skala massal, meski juga punya kekurangan, utamanya waktu penguraian di alam yang perlu puluhan hingga ratusan tahun alias lebih panjang dari usia manusia pemakainya.

Namun, sisi negatif sampah plastik itu bukan persoalan besar andai masyarakat mengadopsi ekonomi sirkular, tambahnya, yang mana sampah plastik tak lagi dibuang di penimbunan akhir sampah layaknya sampah organik rumah tangga, namun dipandang sebagai material yang bisa dimanfaatkan kembali dan punya nilai ekonomi tinggi.

"Kalau konsep ekonomi sirkular bisa diadopsi banyak kalangan, persoalan sampah plastik dengan mudah kita atasi bersama. Apalagi, kalau penerapannya dibarengi dengan stimulus ekonomi, kesadaran publik bisa lebih cepat," katanya dalam sebuah diskusi online bertajuk "Ekonomi Sirkular: Solusi Limbah Plastik Indonesia dan Mitigasi Perubahan Iklim".

Baca Juga: Setelah Protokol Covid-19 Dihapus, Arab Saudi Siap Gelar Ibadah Haji 2022, Bagaimana dengan Kuota Jamaah?

Direktur Sustainability Development Le Minerale Ronald Atmadja menambahkan pihaknya aktif mendukung gerakan ekonomi sirkular dengan membantu pemulung dan lapak di berbagai kota mengumpulkan lebih banyak sampah plastik agar bisa diolah dan dijual kembali untuk memenuhi keperluan industri daur ulang dalam negeri.

"Program kerja sekaligus untuk mendukung target Kementerian Lingkungan Hidup mengurangi impor sampah bekas (scrap) yang saat ini mencapai 50 persen dari kebutuhan industri daur ulang," katanya.

Halaman:

Editor: Ahmad Asari

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x