Di antara bukti yang menguatkan Syekh Abdul Muhyi lahir atau berasal dari Mataram adalah adanya hubungan erat Syekh Abdul Muhyi dengan Mataram.
Suatu ketika, saat Syekh Abdul Muhyi menyebarkan Islam di wilayah Pamijahan umumnya di wilayah pemerintahan Sukapura, Kerajaan Mataram Islam, melayangkan surat kepada pemerintah Kolonial Belanda untuk menjadikan Pamijahan sebagai Pasidkah atau daerah bebas pajak dan upeti.
Syekh Abdul Muhyi memang dikenal luas sebagai seorang ulama sufi, namun yang jarang diulas, ternyata sesungguhnya beliau justru menguasai syariat Islam yang menjadi bahan utama dakwahnya.
Syekh Abdul Muhyi baru menempuh jalur kesufian melalui seorang ulama besar dan waliyullah yakni Syekh Abdul Rauf as-Sinkili, ulama asal Aceh As-Sinkil yang berada dekat pantai Laut Aceh.
Baca Juga: 4 Ulama Nusantara Ini Pernah Disinggahi Nabi Khidir, dengan Penampilan dan Waktu yang Tak Terduga
Syekh Abdul Muhyi mendapat Ijazah Tarekat Syattariyah dari gurunya Syekh Abdul Rauf. Sedangkan Syekh Abdul Rauf mendapat ijazah Tarekat Syattariyah dari gurunya yaitu Syekh Ahmad al-Qusyasyi ketika sedang belajar di Madinah.
Sebagai tanda telah selesai berguru kepada Syekh Ahmad Al-Qusyasyi, Syekh Abdul Rauf diberi gelar oleh sang guru sebagai khalifah Syattariyah dan Qadiriyah.
Wakil Talqin Tarekat Qadiriyah wa Naqsabandiyah (TQN) Suryalaya, KH Beben Muhamad Dabbas pernah menyampaikan, selain menganut Tarekat Syattariyah, Syekh Abdul Muhyi juga penganut Tarekat Qadiriyah, hanya saja yang dibesarkan dan disebarkan hanya Tarekat Syattariyahnya.
Baca Juga: Syaikhona Kholil Bangkalan, Penentu Berdirinya NU Ternyata Adalah Ulama Besar Keturunan Cirebon