Satgas PED dan Akademisi ITB Bertemu Bahas Solusi Kelangkaan Minyak Goreng

- 27 Februari 2022, 22:09 WIB
Ilustrasi minyak goreng.
Ilustrasi minyak goreng. /Antara Foto/Nova Wahyudi/

INDRAMAYUHITS - Indonesia mengalami kelangkaan minyak goreng. Di mana-mana masyarakat mengeluhkan minimnya ketersediaan salahsatu kebutuhan pokok itu.

Tak hanya itu, masyarakat juga mengeluh karena, kalaupun ada harganya melambung tinggi, sehingga mencekik mereka.

Fenomena tesebut mendapatkan perhatian dari akademisi Institut Teknologi Bandung (ITB) bersama Satgas Pemulihan Ekonomi Daerah (PED).

Baca Juga: Kualitas Meningkat, Komoditi Makanan Olahan dari Buah Tembus Pasar Korea Selatan

Dsikusi berjudul “Kolaborasi dan Integrasi Rantai Pasok Minyak Goreng” digelar dengan menghadirkan berbagai kalangan masyarakat untuk mencari akar masalah dan solusinya.

Hal ini menjadi mendesak dan penting mengingat menyangkut upaya pemerintah dalam masa pemulihan serta transformasi ekonomi daerah dalam masa pandemi COVID-19 dalam kaitannya dengan pembenahan rantai pasok komoditas di Jawa Barat.

Sejumlah narasumber yang hadir:
- Dr. Eng. Nur Budi Mulyono selaku Ketua Tim Norhed dari SBM ITB,
- Prof. Togar M. Simatupang selaku Guru Besar SBM ITB,
- Setiawan Wangsaatmaja selaku Sekretaris Provinsi Jawa Barat,
- Ipong Witono selaku Ketua Harian Komite Pemulihan Ekonomi Daerah (KPED Jabar),
- Oke Nurwan selaku Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri, Kementerian Perdagangan RI,
- Aldo Winaya selaku Divisi PTT KPED/SCC Jawa Barat,
- Prof. Ina Primiana selaku Guru Besar Fakultas Ekonomi Bisnis Unpad,
- Yusmar Anggadinata selaku Direktur Utama LAPI ITB,
- Isy Karim selaku Direktur Barang Kebutuhan Pokok dan Barang Penting Kemendag RI,
- Yudi Hartanto selaku Ketua Aprindo DPD Jawa Barat serta,
- Andre Manuhutu dan VP Perdagangan dan Manufaktur PT RNI

Baca Juga: Komisaris PSIS; Jika Ingin Tidur Nyenyak, Perbaiki Permainan Mulai Sekarang

Setelah dibuka oleh Ipong Witono selaku Ketua Harian Komite Pemulihan Ekonomi Daerah Jawa Barat dan Setiawan Wangsaatmaja selaku Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Barat, sesi diskusi dipandu oleh Nur Budi dari SBM ITB.

Panelis yang dihadirkan terdiri dari Andre Manuhutu mewakili PT RNI, Yudi Hartanto mewakili Aprindo Jawa Barat, Yusmar Anggadinata selaku Direktur Utama LAPI ITB, dan Togar Simatupang selaku akademisi di SBM ITB.

Keempat pembicara ini dihadirkan untuk memberikan pandangan keadaan di lapangan dan peluang penanganan situasi.

Baca Juga: Negara di Eropa Kompak Tutup Wilayah Udara dari Pesawat-pesawat Rusia

Sesi dimulai dengan pemaparan materi oleh keempat pembicara yang dapat disimpulkan bahwa kelangkaan dan kebijakan mengenai kelangkaan bahan pokok ini dapat diselesaikan dengan kolaborasi antara pemerintah, pelaku usaha, akademisi, dan komunitas.

“Opsinya sudah jelas, ada perbaikan regulasi, pembentukan sistem layanan integrasi digital, distribusi yang lebih intensif dari jalur penugasan seperti BUMN untuk menyelesaikan masalah ini,” ujar Togar Simatupang dalam paparannya.

Sesi diskusi memberikan indikasi perlunya pemerintah untuk lebih serius bukan hanya menangani kemelut jangka pendek, namun pembenahan sistem logistik minyak goreng dalam jangka panjang.

Baca Juga: Militer Rusia Targetkan Kuasai Kyiv Sebelum AS dan Uni Eropa Datang, Militer Ukraina Hambat Pergerakan

Tim Satgas perlu dibentuk dengan kewenangan untuk memperlancar arus pasokan dari hulu ke hilir dan teknologi digital memungkinkan untuk dilakukan dengan efektif.

Harga eceran tertinggi harus didasarkan oleh sistem pasokan yang terkendali untuk menstabilkan pasokan kepada konsumen tanpa merugikan pedagang.

Tentunya ada tahapan darurat untuk titik-titik kritis dan ada tahapan transisi untuk produksi dan distribusi barang yang dibandrol dengan harga eceran pemerintah.

Bila perlu pemerintah dapat membeli kembali stok dengan harga lama yang sudah keburu dibeli oleh para pedagang supaya tidak ada penimbunan.

Sesi kemudian diakhiri dengan sesi tanya jawab dengan aspirasi baik masyarakat sebagai konsumen atau pelaku usaha kecil yang ikut terdampak dalam permasalahan kelangkaan bahan pangan ini. “CPO energi memang penting, namun CPO pangan haruslah didahulukan,” tutup Togar Simatupang. ***

Editor: Kalil Sadewo

Sumber: ITB


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah