INDRAMAYUHITS – Dua hari pasca Erupsi Gunung Semeru, Kabupaten Lumajang, desa-desa terdampak banyak yang ditinggalkan penghuninya. Terutama yang berada lebih dekat dengan sumber letusan atau terdampak paling parah.
Selain menutupi rumah, akibat semburan abu vulkanik dan awan panas, membuat akes jalan tertutup. Kondisi tersebut menjadi tantangan tersendiri tim evakuasi gabungan dari sejumlah Lembaga, khususnya Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD).
Bahkan ada satu kampung kondisinya seperti Kawasan mati. Tepatnya di Dusun Curah Koboan, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang.
Baca Juga: Berikut Doa Agar Terhindar dari Bencana, Termasuk Musibah Gunung Meletus
Disebut seperti kampung mati, karena tak ada aktivitas warga. Lebih parah lagi, mayoritas rumah di dusun itu rusak akibat erupsi Gunung Semeru.
Dilansir dari pikiran-rakyat.com yang mengutip antaranews.com, 6 Desember 2021, terpantau di lokasi itu hanya terlihat seumlah hewan ternak kambing peliharaan warga yang bebas bergerak.
Petugas pun mengevakuasi hewan yang bisa dikuasai untuk dibawa ke tempat yang aman.
Meski tak tampak tanda-tanda orang hidup, desa tersebut tetap menjadi sasaran sweeping tim evakuasi, untuk menyisir kemungkinan adanya korban, baik yang meninggal maupun masih hidup.
Baca Juga: Kenapa Gunung Semeru Meletus Lagi, Padahal Setahun Lalu juga Erupsi, Ini Pendapat Ahli
Petugas menyisir perlahan. Setiap cela yang bisa dijangkau, dimasuki petugas evakuasi. Hal itu karena berdasarkan informasi yang mereka terima, masih ada sejumlah warga yang tertimbun reruntuhan rumah dan info warga hilang.
“Dari laporan warga, masih ada penduduk yang hilang, makanya kami terus menyisir daerah ini. Untuk hewan-hewan ternak yang masih hidup, nanti dipindahkan ke tempat aman oleh pemuda setempat,” ungkap relawan MDMC dari Kabupaten Jember.
Sementara itu, warga yang bisa menyelamatkan diri sejauh ini telah mengungsi ke tempat lebih aman, di antaranya di balai desa, tempat ibadah, dan gedung sekolah.
Area sawah dan ladang pertanian juga banyak yang mati karena tertutup abu material tebal. Di sejumlah rumah juga terlihat sepeda motor dan sepeda angin milik warga setempat.
Selain medan, tantangan lainnya yang dialami petugas evakuasi adalah hujan deras. Setiap kali hujan dengan curah yang tinggi, petugas menghentikan pencarian.***