Tanggapi Majunya Anak dan Mantu Jokowi Nyalon di Pilkada, Amien Rais: Nepotisme yang Memalukan!

- 14 Agustus 2020, 11:35 WIB
Amien Rais.
Amien Rais. /breakingnews.co.id

PR INDRAMAYU - PDIP sudah resmi mengeluarkan rekomendasi untuk kandidat pasangan jelang Pilkada Solo, di mana anak Jokowi Gibran Rakabuming Raka mantap maju menjadi calon kepala daerah.

Berpasangan dengan Teguh Prakosa, Gibran berpotensi melawan kotak kosong karena PKS tak kunjung mendapatkan dukungan dari partai lain.

Sementara di lain tempat, PDIP memberikan rekomendasi kepada Bobby Nasution dan Aulia Rachman.

Baca Juga: Heboh Temuan Objek Asing Mirip UFO, Pentagon Pasang Badan Ambil Sikap Lakukan Penyelidikan

Di mana Bobby yang merupakan menantu Presiden akan maju untuk merebutkan kursi di Pemilihan Wali Kota Medan.

Peresmian pemberian dukungan itu menegaskan koalisi PDIP-Gerindra di Medan.

Majunya anak dan mantu Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam dua Pilkada berbeda, yakni di Solo dan Medan membuat Mantan Ketua MPR RI, Amien Rais angkat bicara.

Baca Juga: Perseteruan Anak Amien Rais di Pesawat Terdengar ke Dirut Maskapai, Irfan: Sedang Ditangani Polisi

Amien Rais pun melontarkan kritikan pedas menanggapi hal pencalonan dua orang keluarga Jokowi tersebut.

Mantan Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) ini menilai langkah majunya dua orang itu tent tak lepas dari andil besar Jokowi. Sosok Jokowi, ujar Amien, membuat banyak partai merapat dan memberikan dukungan.

Amien pun menyebut andil Jokowi terhadap langkah anak dan mantunya sebagai nepotisme yang benar-benar terjadi.

Baca Juga: Anak Amien Rais 'Gelut' dengan Pimpinan KPK di Pesawat, Sempat Ditegur 3 Kali Tapi Malah Marah-marah

"Nepotisme yang dilakukan oleh Jokowi untuk mendongkrak anak sulungnya di Solo dan menantunya di Medan cukup memalukan," tegas Amien seperti diberitakan Galamedia dengan judul 'Anak dan Mantu Jokowi Nyalon di Pilkada, Amien Rais Kembali Sewot: Memalukan!'.

Amien menegaskan, majunya Gibran dan Bobby memang tidak melanggar konstitusi. Namun, ada moral dan etika sebagai pemimpin negara dalam menjaga hal tersebut.

"Menabrak etika sejatinya lebih parah dan buruk. Karena menyangkut moral atau akhlak dan umumnya berakhir dengan kegagalan," terang dia saat berbicara di Restoran Pulau Dua, Jakarta, Kamis, 13 Agustus 2020.

Baca Juga: Logo HUT ke-75 RI Disebut Menyerupai Lambang Salib, Aa Gym: Sangat Bisa Dimaklumi karena Memang Gitu

Lebih lanjut tokoh reformasi ini juga menilai Jokowi telah menerapkan sikap otoriter terkait majunya Gibran dan Bobby.

Apa yang dilakukan Jokowi pada akhirnya akan memunculkan dinasti politik di sejumlah daerah.

"Langkah Jokowi itu menimbulkan sinisme dan cemooh yang sangat luas dari masyarakat," tegas dia seperti dikutip dari wartaekonomi.co.id.*** (Lucky M. Lukman/Galamedia)

Editor: Suci Nurzannah Efendi

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x