PR INDRAMAYU – Pandemi Covid-19 di Indonesia semakin membahayakan karena itulah banyak anak bangsa yang mengembangkan alat deteksi terbaru salah satunya yaitu Bio Saliva.
Bio Saliva sendiri adalah alat deteksi Covid-19 yang dikembangkan oleh anak bangsa, yang mampu mendeteksi lewat berkumur.
Alat ini juga dinilai memiliki akurasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan Swab Antigen.
Baca Juga: Teman Kuliah dr. Lois Owien Beri Pengakuan Mengejutkan: Beliau Suspek ODGJ, Awalnya Kami Resah
Dikutip PikiranRakyat-Indramayu.com dari Instagram @indonesiabaik.id, Bio Saliva masih berada pada tahap limited release untuk penyempurnaan.
Bio Saliva telah mendapatkan izin edar dari Kementerian Kesehatan pada 1 April 2021 lalu, dengan Nomor KEMENKES RI AKD 10302120673.
Produk Bio Saliva diluncurkan oleh perusahaan Bio Farma dan Nusantics, dan sebelumnya alat ini merupakan pelengkap dari produk sebelumnya yaitu mBioCov19.
Baca Juga: Sea Group, Shopee dan Garena Sumbangkan 1.000 Tabung Oksigen dan 1 Juta Vaksin untuk Kemenkes
Untuk proses pengembangan alat tes Bio Saliva ini melibatkan 400 lebih pasien positif Covid-19, yang terdiri dari pasien rawat jalan, dan rawat inap.
Riset untuk alat tes Bio Saliva ini juga tidaklah sebentar untuk memvalidasinya membutuhkan waktu selama 7 bulan.
Uji validasi alat tes Bio Saliva juga melibatkan banyak pihak diantaranya, Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro, Rumah Sakit Nasional Diponegoro (RSND), dan Rumah Sakit Dokter Kariadi (RSDK).
Beberapa kelebihan lain dari alat tes Bio Saliva ini memiliki sensitivitas yang tinggi yaitu pada angka 88.87 persen pada CT 40, kemudian 93,57 persen pada CT lebih dari 35.
Bio Saliva juga bisa jadi alternatif, selain Swab Nasofaring-Orofaring PCR Kit.
Bahkan klaim dari Bio Farma mengungkapkan bahwa akurasi dari Bio Saliva itu lebih tinggi dari Swab Antigen.
Untuk metode sampling yang digunakan untuk Bio Saliva ini nyaman, praktis, dan juga akurat.
Tentunya inovasi anak bangsa seperti ini perlu untuk didukung dan terus disempurnakan agar bisa digunakan lebih luas lagi.
Sehingga proses tracing bisa dilakukan lebih cepat dan mudah agar bisa mengurangi angka persebaran Covid-19.***