Sementara di Indonesia sendiri, terdapat 274.262 bangunan masjid dan 320.078 musala.
"Umumnya masjid sudah menjadi tempat ibadah dan ziarah. Namun, seiring perkembangan zaman, amat wajar dan besar potensinya menjadikan masjid sebagai daya tarik wisata dengan manggabungkan antara religi, sejarah dan budaya," ujarnya.
Baca Juga: Kemnaker Optimalkan Program Pelatihan Kerja untuk Menekan Angka Pengangguran
Beberapa masjid bersejarah yang disebutkannya seperti Masjid Baiturahman di Banda Aceh, Masjid Agung Demak, Masjid Agung Jawa Tengah, Masjid Agung Banten, hingga Mesjid Saka Tunggal Darussalam.
"Maka kedepan mari kita bentuk, berinovasi, beradaptasi, berkolaborasi kita jadikan mesjid sebagai sentra ekonomi kreatif," ucapnya.
Dilansir PikiranRakyat-Indramayu.com dari jateng.antaranews.com, salah satu keunikan Masjid Saka Tunggal Darussalam yang berada di jalur alternatif Pekuncen-Purwokerto itu terdapat tulisan menggunakan huruf Arab dengan Bahasa Jawa.
Baca Juga: Jelang Vaksinasi Terhadap Atlet, PBSI Minta Kemenpora Segera Vaksin Seluruh Atlet Bulu Tangkis
Disana terdapat prasasti ditulis menggunakan huruf Arab dengan bahasa Jawa yang isinya "Wasurya 1846 Pangadege Masjid 16-11-1913 Legong, Kranggan, Ajibarang, Hijriah 1334 Yasa Dalem Kanjeng Bendara Rahaden Mas Tumenggung Hadipati Cokronegoro ingkang Jumeneng Adipadi ing Nagari Purwakerta Banyuma, Penghulu Hakim Mohamad Hadirejo Purwakerta."
Keunikan lainnya, bentuk atap tumpang dua tingkat yang ditopang oleh satu saka bentuk segi delapan.
Bagian tersebut berada pada bangunan utama masjid.
Baca Juga: Ingin Lindungi Kulit dari Sinar Matahari? Simak 4 Tips Mudah Berikut Ini
Selain itu, pada bagian dinding dibuat berbentuk segi delapan dengan tiang penyangga berbahan batu.