Kumpulan Puisi Rayakan HUT RI ke-76, Cocok Bangkitkan Nasionalisme Rakyat Indonesia

5 Agustus 2021, 15:15 WIB
Ilustrasi. Berikut terdapat puisi yang dapat memeriahkan untuk sambut HUT RI ke-76 bagi masyarakat Indonesia. /Tangkap Layar pandang.istana.presiden.go.id/

PR INDRAMAYU – Salah satu hal yang dapat memeriahkan HUT RI ke-76 yakni melalui puisi yang dapat disampaikan masyarakat Indonesia.

Melalui puisi, masyarakat Indonesia dapat mengingat para pahlawan sekaligus memeriahkan HUT RI ke-76.

Selain itu, puisi juga menjadi cara yang unik selain mengunggah ucapan dan twibbon untuk merayakan HUT RI ke-76 bagi rakyat Indonesia.

Baca Juga: Apakah What If Berhubungan dengan Film MCU? Ini Jawaban Sutradara Serial Marvel

Berbagai puisi tersedia dari ciptaan berbagai latar belakang orang.

Berikut beberapa puisi yang dapat membangkitkan nasionalisme ketika HUT RI ke-76.

Artikel ini telah tayang di PikiranRakyat-Bogor.com dengan judul “4 Puisi Cocok Dibaca di Hari Kemerdekaan Indonesia 2021: Merah Darahku, Putih Tulangku!.

Baca Juga: Prediksi AS Monaco vs Nantes di Ligue 1, Cesc Fabregas Andalan Lini Tengah Si Merah dan Putih

Berikut 4 puisi tema kemerdekaan Indonesia, yang dikutip PikiranRakyat-Bogor.com dari berbagai sumber.

Puisi Mahardika

oleh: Norman Adi Satria

Mbah

Sewaktu rambutmu sewarna jelaga

Kau bersorak merdeka

Mbah

Ketika rambutmu sewarna putik jambu

Kau bilang kita masih terbelenggu

Baca Juga: Jadwal Vaksinasi Covid-19 Kabupaten Bogor dengan Jenis Vaksin AstraZeneca, Catat Lokasi dan Waktunya

Mbah

Lalu apa itu merdeka?

Haruskah ada Proklamasi lagi

Sedang Soekarno telah mati

Baca Juga: Spoiler What If…?: Steve Rogers Tak Akan Jadi Captain America

Mbah

Sebelum wafatmu kau bicara

Mahardika itu kudu berilmu

Berbudi pekerti luhur

Bukan cuma soal bebas dari Jepang atau Belanda

Tapi menang dari pembodohan

Yang mungkin datang dari bangsa sendiri

Baca Juga: Keutamaan Tahun Baru Islam 1 Muharram 1443 H, Lengkap Beserta Amalan yang Bisa Dikerjakan

Lalu aku duduk termangu

Mengenang para leluhur Nusantara

Sanjaya dan Purnawarman

Leluhur kebudayaan tanah dan kebudayaan air

Baca Juga: Prediksi Gamba Osaka vs Yokohama F. Marinos di J1 League, Lengkap dengan Perkiraan Skor Akhir

Merah Darahku, Putih Tulangku!

oleh: Norman Adi Satria

 

“Merah darahku, putih tulangku!”

Mari sejenak kita renungi lagi sebaris ungkapan itu

apakah sekedar permainan kata

yang bila meminjam istilah Jawa:

sekedar “nggatuk-nggatukke” saja

agar senada dengan warna Sang Bendera;

atau ada sebuah filosofi yang secara sadar maupun tidak sadar

menjadikan kita bangsa yang paling toleran terhadap sesama?

Baca Juga: Prediksi Gamba Osaka vs Yokohama F. Marinos di J1 League, Lengkap dengan Perkiraan Skor Akhir

Merah darahku!

Bukan biru!

Karena keningratan memang selayaknya tak dimaknai secara dangkal

sebagai sebuah kebetulan terlahir dari rahim istri atau gundik tuan terhormat

namun sebuah kehormatan yang dianugerahkan atas apa yang kita perbuat.

Baca Juga: Jadwal Vaksin Covid-19 Kabupaten Bogor Terbaru, Melayani Vaksinasi untuk Masyarakat Umum

Tak melakukan apa-apa bagi bangsa dan negara

hendak dicatat apa kau sebagai siapa?

Tak laku lagi Adigang itu:

aku anak cucu itu, maka kau harus anu.

Baca Juga: Prediksi Sporting Lisbon vs Vizela di Liga Portugal 2021-22, Lengkap dengan Perkiraan Skor Akhir

Putih tulangku!

Bukan kulitku!

Karena bicara Indonesia, warna kulit tak semestinya jadi problema

Mau kulitmu hitam aspal, cokelat silverqueen, kuning berkarat

atau putih-putih melati alibaba, merah-merah delima pinokio

kita semua sudara, manunggal dalam penyusuan Sang Ibu.

Mengapa kini kau ributi berapa centi lebar kelopak mata:

sipit sedikit kau laknati Cina?

Baca Juga: Sinopsis The Road: The Tragedy of One Episode 2, Keruntuhan Keluarga Baek Soo Hyun yang Kehilangan Putranya

“Merah darahku, putih tulangku!”

Teriakkan itu, rasakan kibarnya di sekujur raga jiwamu.

 

Puisi Kemerdekaan: Di bawah Kibaran Merah Putih

Aku tersimpuh

oleh: M. Taufiq Affandi

 

Di bawah kibaran merah putih

bayangnya berdansa dengan pasir yang kupijak

melekuk, meliuk, menggelora

Baca Juga: 14 Link Bingkai Foto Twibbon Tahun Baru Islam 1443 Hijriah, Meriahkan 1 Muharram dengan Foto Terbaik

Aku tersimpuh

di bawah naungan merah putih

yang enggan turun, enggan layu

setelah lama badai menghujamnya

 

Mencari pijakan, aku harus bangkit

menepis debu yang menggelayutiku

menebalkan lagi tapak kakiku

ini waktuku berdiri!

 

Tak lagi aku lengah, takkan

ini tanah bukan tanah tanpa darah

ia terhampar bukan tanpa tangis

terserak cecer tiap partikel mesiu di sana

 

Jika pada patahan waktu yang lalu

aku bersembunyi, berkarung

pada lipatan detik ini, aku bukanlah kemarin

aku adalah detik ini, aku akan menjadi esok

 

Aku terhuyung

memegang erat tiang merah putih

aku memanjat asa, memupuk tekad

Indonesia, pegang genggam beraniku!

 

Genggam… genggam erat

akan kusongsong duri, kutapak tebing

perjuangan ini belum pudar

aku akan mengawalmu, merah putihku!

 

Bambu Runcing

Di ujung bambu tajam menyikat

Mengoyak musuh hingga ampun

Di bilah tajam sakit mencekat

Siap siaga menelan musuh

 

Ujung bambu jadi saksi

Hitam rasa menyakit

Mengusir iblis dengan nyawa

Tanpa takut tanpa gentar

 

Rasa cinta tanah air

Menyatu di darah merah

Mengakar di tulang putih

Menguasai nafas

 

 

Mereka berjuang hingga raib

Bercerai dengan raga

Untuk bumi garuda

Untuk indonesia raya

 

Mereka mati dengan hormat

Memperjuangkan secerut kebebasan

Yang terenggut durjana

Untuk satu kemerdekaan.*** (Nurul Fitriana/PR Bogor)

Editor: Ghassan Faikar Dedi

Sumber: PR Bogor

Tags

Terkini

Terpopuler