27 Tahun Lalu, Tsunami 13,9 Meter Terjang Banyuwangi 2 Juni 1994

2 Juni 2021, 06:52 WIB
Ilustrasi Tsunami. Hari ini, 2 Juni 2021 tepat 27 tahun sudah peristiwa tsunami yang dikenal Jumat Pon, terjadi di pantai Plengkung, Banyuwangi, Jawa Timur. /Pexels/Eugen Buzuk

PR INDRAMAYU - Kota Banyuwangi, Provinsi Jawa Timur memiliki sebuah sejarah kelam yang masih diingat masyarakat sampai sekarang, yakni peristiwa Jumat Pon.

Jika mengulas kembali kejadian bersejarah tersebut, ada beberapa hal yang sangat menarik untuk dibahas, dan mengingatkan kita betapa dahsyatnya bencana alam yang terjadi di Kota Banyuwangi saat itu.

Peristiwa tersebut adalah bencana tsunami yang terjadi pada Jumat, 2 Juli 1994, atau tepat 27 tahun yang lalu.

Baca Juga: Update Covid-19 Indonesia 2 Juni 2021 Pagi, Positif Aktif Sentuh 101.325 Kasus

Kepala Bidang Informasi Gempabumi dan Peringatan Dini Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Daryono, mengingatkan peristiwa tsunami Banyuwangi.

"Mengingatkan bahwa besok adalah ulang tahun Tsunami Banyuwangi 2 Juni 1994 dipicu gempa di zona megathrust Mw 7,8. membangkitkan tsunami setinggi 13,9 meter, menyebabkan lebih dari 250 orang meninggal dan 15 orang hilang," tulis Daryono dikutip PikiranRakyat-Indramayu.com dari unggahan yang diposting @daryonobmkg.

Tsunami itu dipicu oleh gempa besar yang terjadi di Palung Jawa, pantai Plengkung juga tidak luput dari gelombang tsunami tersebut.

Baca Juga: Dalil Salat Tahajud hingga Keutamaan Berdoa dan Beristighfar di Sepertiga Malam Terakhir

Kejadian tsunami yang menerjang itu mengakibatkan desa-desa pantai seperti Rajegwesi, Pancer, dan Lampon yang hampir sepenuhnya diratakan oleh tsunami, dan tercatat sebanyak 229 korban meninggal dunia.

Dikutip PikiranRakyat-Indramayu.com dari laman resmi BNPB, beberapa tahun lalu, saat rombongan Ekspedisi Desa Tangguh Bencana (Destana) yang diselenggarakan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana(BNPB) berkunjung ke Banyuwangi, salah seorang warga Dusun Pancer bercerita tentang kejadian tsunami 1994.

Adalah Yasin, dia bersaksi bahwa pada saat itu tsunami menerjang kampung halamannya pada pukul 2.00 WIB, warga setempat menurutnya menyebut tsunami tersebut dengan sebutan Banyu Lampeg.

Baca Juga: Ramalan Shio Rabu 2 Juni 2021: Ada Peluang Bagus untuk Shio Naga Hari Ini

"Banyu Lampeg itu datang begitu cepat, orang sini masih belum tau apa itu tsunami. orang kala itu teriak 'segarane banjir!'. Korban berjatuhan," kata Yasin, mengenang kejadian kala itu.

Kendati demikian, ternyata warga Desa Pancer baru mengenal kejadian tersebut merupakan tsunami setelah peristiwa Aceh tahun 2004.

Kala itu, pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Soeharto belum siap menanggulangi bencana.

Baca Juga: Sinopsis Ikatan Cinta Malam Ini: Mulai Curiga, Nino Mulai Selidiki Kembali Hubungan Elsa dan Riki

Guna mengenang peristiwa tsunami 1994 atau peristiwa Jumat Pon, warga desa Dusun Pancer membangun monumen tsunami.

Monumen tersebut diibangun tepat di depan balai desa setempat.

Dibangunnya monumen tersebut bertujuan untuk mengenang peristiwa bersejarah, dan guna memberi pembelajaran kepada generasi penerus.***

Editor: Irwan Suherman

Sumber: BNPB Instagram @daryonobmkg

Tags

Terkini

Terpopuler