Ibu Kita Kartini Pernah 2 Kali Mengisi Mata Uang Kertas Rupiah, Salah Satunya Cetakan Pertama Bank Indonesia

21 April 2021, 15:58 WIB
Kartini pernah mengisi gambar untuk mata uang rupiah. /Freepik.com/freepik

PR INDRAMAYU - Bank Indonesia (BI) membeberkan fakta menarik seputra sosok pahlawan wanita RA Kartini.

Faktanya ternyata gambar Kartini telah 2 kali mengisi gambar mata uang kertas rupiah.

"Tak hanya diperingati di berbagai instansi dan dijadikan inspirasi kaum perempuan, Kartini juga diabadikan dalam uang," tulis BI dikutip PikiranRakyat-Indramayu.com dari jabar.antaranews.com, Rabu, 21 April 2021.

Baca Juga: Kandungan Nagita Slavina ada 2 Janin, Rafathar Akan Memiliki Adik Kembar?

Alasan BI menjadikan gambar Kartini untuk mengisi mata uang rupiah kertas karena menganggap Kartini sebagai tokoh emansipasi wanita Indonesia.

Berkat Kartini muncul semangat baru yaitu kebebasan, keseteraan, modernisasi, dan anti-feodalisme.

Sepanjang sejarah berdirinya Indonesia gambar kartini pernah mengisi uang kertas emisi tahun 1952 dan 1985.

Baca Juga: Prediksi Serie A Liga Italia AC Milan vs Sassuolo: Rossoneri Siap Amankan Kemenangan

Untuk tahu 1952, gambar kartini muncul pada pecahan uang dengan nilai Rp5.

Dimana uang tersebut disebut-sebut merupakan uang rupiah seri tokoh dan kebudayaan.

Tak hanya itu, pecahan Rp5 tersebut juga merupakan uang pertama kali dicetak oleh bank sentral.

Baca Juga: Polisi Endus Ada yang Tak Beres Dengan Kebakaran Kilang Balongan Pertamina Indramayu

BI menambahkan peredaran uang Rp5 tersebut telah disiapkan sejak 1952.

Waktu itu BI tengah menyiapkan kelahirannya setelah semula bernama De Javasche Bank (DJB) pada 1951.

Karena Undang-Undang tentang BI baru ada pada 1953, alhasil uang tersebut beru dikeluarkan pada 2 Juli 1953.

Baca Juga: Lowongan Kerja di Shopee untuk Semua Jurusan, Terakhir Pendaftaran Hari Ini!

"Masa penggunaanya sekitar 9 tahun karena ditarik oleh BI pada 1961," tulis BI.

Sementara untuk emisi 1985, gambar Kartini mengisi uang kertas nominal Rp10.000.

Uang tersebut baru ditarik 30 tahun kemudian atau tepatnya pada 1995. ***

Editor: Asytari Fauziah

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler