Soal Bom Bunuh Diri di Gereja Katedral Makassar, Ma'ruf Amin: Tidak ada Agama Mentolerir Aksi Terorisme

30 Maret 2021, 19:30 WIB
Wapres RI, Ma'ruf Amin bicara soal bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar. Dia menyebut tak ada agama yang mentolerir aksi terorisme. /Instagram/@kyai_marufamin.

PR INDRAMAYU - Pada hari Minggu, 28 Maret 2021 siang, telah terjadi bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel).

Bom bunuh diri tersebut dilakukan di depan pintu Gereja Katedral Makassar pukul 10.30 WITA.

Aksi bom bunuh diri tersebut dilakukan oleh sepasang suami istri yang baru menikah 6 bulan, hingga menewaskan keduanya.

Baca Juga: Tak Banyak yang Tahu, Ini Manfaat dari Buah Semangka

 

Sementara itu, terkait dengan kejadian bom bunuh diri tersebut, Wakil Presiden Republik Indonesia, Ma’ruf Amin menegaskan bahwa, tindak kejahatan terorisme, dan penyebaran paham radikalisme tidak berkaitan dengan agama.

Ma'ruf Amin menjelaskan bahwa, tidak ada satu agama apapun yang mengajarkan untuk melakukan kekerasan.

Menurut Wakil Presiden Ma'ruf Amin, agama manapun tidak akan mentolerir tindakan-tindakan kekerasaan seperti membunuh diri sendiri, apalagi sampai membunuh orang lain.

Baca Juga: LINK Live Streaming Kualifikasi Piala Dunia Zona Eropa Mola TV: Belgia Vs Belarus, Gibraltar Vs Belanda

“Terorisme itu tidak ada kaitannya dengan agama. Tidak ada agama yang memberikan toleransi untuk terjadinya aksi terorisme, kekerasan; apalagi sampai membunuh orang lain, bahkan membunuh dirinya sendiri,” ucap Wapres Ma’ruf Amin di Barito Utara, Selasa, 30 Maret 2021, sebagaimana dikutip PikiranRakyat-Indramayu.com dari Antara.

Hingga saat ini, pemerintah dikatakan oleh Wapres, terus berupaya untuk mengatasi radikalisme dan terorisme di Indonesia.

Salah satunya yakni dilakukan dengan cara memberi pemahaman, pendidikan, dan pembinaan kepada masyarakat.

Baca Juga: Tolak Gunakan Vaksin AstraZeneca, Kadinkes Gorontalo Utara: dengan Tegas Saya Menolak

Selain itu, upaya lainnya adalah dengan memperkuat deradikalisasi, diberikan kepada orang-orang yang terpapar paham radikalisme.

“Karena ternyata sel-sel (radikal) itu masih ada; kadang-kadang dia tidak muncul, tetapi suatu ketika dia tiba-tiba muncul," katanya.

"Maka pemerintah akan terus melakukan upaya-upaya untuk kontraradikal-terorisme ini,” kata dia menambahkan.

Pemerintah juga berupaya untuk melakukan pencegahan dalam meminimalisir terjadinya kejadian serupa.***

Editor: Irwan Suherman

Sumber: Antara

Tags

Terkini

Terpopuler