Lalamove Jawab Tantangan Pengiriman Midle Mile di Indonesia

- 16 September 2022, 18:09 WIB
Lalamove Jawab Tantangan Pengiriman Midle Mile di Indonesia. /
Lalamove Jawab Tantangan Pengiriman Midle Mile di Indonesia. / /

Dari dua bagian ini, digitalisasi sisi pengirim adalah tantangan yang paling sulit. Sebagian besar operator adalah perusahaan besar dengan sistem dan prosedur yang berlaku selama beberapa dekade. Cakupannya juga beragam, mulai dari FMCG, konstruksi hingga migas.

Hal ini mengakibatkan setiap pengirim memiliki spesifikasi yang berbeda untuk kebutuhan pengiriman dan proses bisnisnya. Untuk pengirim, mengubah proses logistik berarti mengubah proses bisnis dari berbagai departemen yang dimilikinya.

Tidak jarang operator memilih untuk mempertahankan proses lama daripada mengambil risiko berinovasi. Lebih lanjut, selama ini perusahaan masih dapat berfungsi meskipun digambarkan kurang efisien.
Tantangan angkutan barang Middle Mile di Indonesia

Saat ini, armada truk menjadi basis utama armada angkutan barang middle mile dengan kontribusi sebesar 55,2% dari kegiatan logistik di Indonesia (2020). Riset AC Ventura menunjukkan bahwa fase pengiriman barang middle mile Indonesia masih dinilai tidak efisien, terbukti dari nilai penggunaan truk di Indonesia yang hanya 50.000 km per tahun.

Kondisi ini tidak lepas dari tantangan pengiriman barang middle mile ke Indonesia, yang meliputi:

1.Sistem transaksi jasa pengiriman barang middle mile masih manual. Sebanyak 80% armada truk sebagai pengangkut dioperasikan oleh operator kecil yang masih menggunakan metode transaksi manual seperti persewaan konvensional.

Sistem sewa truk konvensional ini mengembalikan hampir 50% armada truk ke posisi semula (backhaul) tanpa muatan

2. Waktu pengiriman yang tidak dapat diprediksi karena kurangnya sistem pelacakan GPS

3. Perang melawan tarif sewa truk dan penetapan tarif sewa truk yang tidak baku dan transparan membuat ketidakpastian dalam proses pengiriman barang semakin besar.

4. Operator yang akan memasarkan produknya cenderung membangun sistem logistik sendiri sehingga layanan truk yang sudah tersedia di lapangan tidak diaktifkan.

Halaman:

Editor: Kalil Sadewo


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah