Ketika kontroversi terkait "Snowdrop" meletus untuk pertama kalinya pada Maret tahun lalu, JTBC mengatakan bahwa beberapa bagian dari sinopsis yang belum selesai telah bocor.
Mereka juga bertanya kepada penonton. “Tolong tonton siarannya,” kata JTBC. Sebagai tanggapan atas kecurigaan penonton tentang “Snowdrop” yang menggambarkan romansa antara mata-mata dan seorang mahasiswi.
Namun, setelah episode 1 ditayangkan, sebuah petisi untuk menentang siaran “Snowdrop” dikirim ke Blue House.
Baca Juga: Bermasalah Dengan Gula Darah? Coba Obat Alami yang Satu Ini
Netizen menuduh drama tersebut melanggar Undang-Undang Keamanan Nasional, seperti memuliakan mata-mata, dan menuntut penangguhan siaran "Snowdrop".
Aplikasi untuk perintah terhadap siaran "Snowdrop" ditolak. Kemudian, JTBC meyatakan menderita kerugian karena penyebaran informasi palsu tentang Snowdrop.
"Kami akan mengambil tindakan tegas untuk melindungi hak-hak pencipta dan konten kami," ungkap pihak JTBC.
Pernyataan JTBC akhirnya mendapat lebih banyak reaksi negative. "Anda mencoba untuk memblokir bahkan kritik yang pantas?" kata netizen.
Penyelenggaraan siaran berada di bawah kewenangan stasiun penyiaran. Namun, keputusan mereka untuk tidak menayangkan Pidato Tahun Baru Presiden secara langsung, di tengah situasi “Snowdrop” yang masih dikritik karena memutarbalikkan sejarah dan meremehkan gerakan demokratisasi, menuai reaksi yang beragam. ***