Dalam acara tersebut, Wangi Indriya membagikan kisah dan suka-dukanya menjadi perempuan yang berkecimpung di dunia kesenian dan kebudayaan.
“Menjadi seniman itu harus bertanggung jawab terhadap kesenian itu sendiri,” ujarnya sebagaimana dirangkum PikiranRakyat-Indramayu.com.
Menyangkut kesenian lain, Wangi Indriya turut menyampaikan optimismenya terkait seni tari topeng dan wayang kulit yang akan tetap eksis 5-10 tahun ke depan.
Mengenal Traveling Budaya
Dalam rangka melestarikan budaya, Wangi Indriya menyebutkan konsep ‘Traveling Budaya’ yang ia praktikkan kepada generasi muda sejak 2005 hingga saat ini.
Konsep ‘Traveling Budaya’ itu beruapa mengajak anak-anak yang belajar tari di sanggarnya untuk mendatangi kegiatan kebudayaan secara langsung.
Baca Juga: Kritik Keinginan Jokowi Membentuk Kementerian Investasi, Mardani Ali Sera : Ini Bisa Sia-Sia
Di Sanggar Mulya Bhakti yang diasuhnya, terdapat banyak anak-anak yang belajar menari tari tradisional.
Mereka diajak untuk melihat langsung bahkan menjalani ujian menari di depan banyak orang di acara kebudayaan tersebut.