PR INDRAMAYU – Masyarakat Kabupaten Indramayu diimbau untuk berhati-hati dengan munculnya 7 jenis klaster Covid-19. Imbauan tersebut disampaikan oleh Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 Kabupaten indramayu.
Disampaikan oleh Satgas Covid-19 Kabupaten Indramayu bahwa, bila tidak ada pengetatan pelaksanaan protokol kesehatan, dikhawatirkan 7 jenis klaster Covid-19 di Kota Mangga akan bertambah.
Kabar tentang 7 jenis klaster Covid-19 ini disampaikan dalam Rapat Koordinasi (Rakor) Evaluasi Penanganan Covid-19 di Kabupaten Indramayu.
Baca Juga: Update Covid-19 Kabupaten Indramayu: 30 Kecamatan Berstatus Zona Risiko Tinggi
Dikutip Indramayu.Pikiran-Rakyat.com dari akun Instagram Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Indramayu, Rakor tersebut digelar pada Rabu, 3 Februari 2021.
Rakor yang digelar di ruang Indramayu Command Center (ICC) itu turut dihadiri para Camat, Kepala Puskesmas, dan Kepala KUA se-Kabupaten Indramayu.
Dalam kesempatan tersebut, Deden Bonni Koswara yang merupakan Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Kabupaten Indramayu membeberkan 7 jenis klaster Covid-19 di Kota Mangga.
Baca Juga: Harga Emas Antam Hari Ini Kamis 4 Februari 2021 di Pegadaian, Rp1.915.000 per Dua Gram
Berikut daftar 7 jenis klaster Covid-19 di Kabupaten Indramayu:
1. 114 klaster keluarga sebanyak 433 kasus.
2. 25 klaster kantor sebanyak 138 kasus.
3. 12 klaster Fasilitas Kesehatan (Faskes) sebanyak 154 kasus.
4. 1 klaster Pondok Pesantren (Ponpes) sebanyak 58 kasus.
5. 2 klaster pengajian sebanyak 30 kasus.
6. 1 klaster liburan ke Bandung sebanyak 34 kasus.
7. 20 klaster pelaku perjalanan sebanyak 69 kasus.
Deden Bonni Koswara turut menyampaikan kendala penanganan Covid-19 di Indramayu, yakni adanya sebagian masyarakat yang masih menganggap tidak berbahaya terhadap virus Corona.
Baca Juga: Inilah Daftar 10 Kelurahan dengan Kasus Positif Aktif Tertinggi di Jakarta 3 Februari 2021
View this post on Instagram
Sementara kendala lain yang disampaikan olehnya adalah anggapan kurang efektifnya protokol kesehatan, dan mulai jenuhnya masyarakat terhadap situasi pandemi Covid-19.***