PR INDRAMAYU – Sebanyak 169 penghafal al-Quran asal Indramayu dilepas secara resmi oleh Pimpinan Cabang Jamiyyatul Qurra’ Wal-Huffazh Nahdlatul Ulama (PC JQHNU) Kabupaten Indramayu
Dikutip PikiranRakyat-Indramayu.com dari laman NU Online Jabar, pelepasan itu diadakan di kantor Dakwah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Indramayu pada Rabu, 18 November 2020.
Mereka akan mengikuti program Satu Desa Satu Hafidz (Sadesha) Pemberdayaan Jawa Barat selama 3 hari sejak 18-20 November 2020. Program itu akan diselenggarakan Pimpinan Wilayah JQHNU Jawa Barat (Jabar) di Grand Hotel Asrilia, Kota Bandung.
Baca Juga: Sikapi Masuknya Investasi, Angga Sasongko Singgung Film Indonesia Bisa Lebih Variatif
Acara pelepasan itu dihadiri para peserta Sadesha Pemberdayaan, Ketua dan Pengurus PC JQHNU Indramayu, dan Katib Rais Syuriah PCNU Kabupaten Indramayu, Ahmad Baidhowi Bilal.
“Pelaksanaan Diklat Sadesha Pemberdayaan ini bukan seremonial program saja, tapi mengokohkan seluruh pengetahuan peserta dalam melaksanakan ke depannya sehingga tujuan yang mulia untuk umat juga dapat tercapai dengan baik,” tutur Ahmad BaidHowi.
Baidlowi pun berpesan agar para peserta dapat menerima seluruh materi yang akan disampaikan kelak. Diharapkan materi itu bisa bermanfaat untuk banyak orang.
Baca Juga: Cek Fakta: Perdana Menteri Tiongkok Ultimatum Indonesia Agar Lindungi Warga Tionghoa, Ini Faktanya
Ketua JQHNU Indramayu, Ahmad Akhsin, menyampaikan bahwa aga peserta tetap menjalankan protokol kesehatan selama mengikuti diklat.
“Harapan kami, JQH NU Indramayu kepada seluruh peserta Satu Desa Hafidz (Sadesha) Pemberdayaan tahun ini dapat mengikuti seluruh kegiatan yang telah direncanakan selama Diklat berlangsung,” ujar Ahmad Akhsin.
Diharapkan wawasan terkait target dan tujuan Sadesha dapat dipahami para peserta. Wawasan itu adalah untuk menyiarkan al-Qur’an ke masyarakat. Hal ini disampaikan Sekretaris JQH NU Indramayu, Farhan.
Baca Juga: Kapal Kargo dengan 137 Kontainer Berisikan Berbagai Jenis Barang Tenggelam di Teluk Lamong Surabaya
“Saya berkeyakinan bahwa kegiatan yang diikuti seluruh peserta Sadesha pemberdayaan ini dapat menghasilkan hafidz/hafidzah yang berdaya saing global, berintegritas sesuai pedoman kerja, serta menguatkan i’tikad mengagungkan Al-Quran ke seluruh elemen masyarakat dan wilayah di Indramayu,” tutur pria yang kerap disapa Gus Farhan.
Bendahara JQHNU Indramayu, Sabar, mengharapkan agar kesejahteraan hafids/hafidzah (penghafal Quran) dapat diperhatikan oleh banyak pihak baik Pemda Indramayu maupun Pemprov Jabar.
“Hafidz/hafidzah merupakan orang-orang yang mulia baik di dunia bahkan akhirat. Maka dari itu, kami berharap ada perhatian khusus terhadap mereka, baik kesejahteraan dan kelayakan hidup.
Baca Juga: Mau Lengser, Luhut Binsar Pandjaitan Malah Temui Donald Trump di Amerika Serikat, Bahas Apa Saja ya?
“Perhatian tersebut harusnya diberikan oleh Pemerintah yang memiliki kebijakan, baik pemerintah provinsi, pemerintah daerah Kabupaten Indramayu, bahkan sampai elemen terkecil kepemerintahan dalam bentuk perhatian,” tutur Sabar.
Penghafal Quran menurut Ketua PCNU Indramayu, Juhadi Muhammad, adalah agent of Qurani yakni mereka yang berperan dalam menghapus angka buta baca Qur’an di Indramayu.
“Para hafidz dan hafidzah adalah agent of Qurani yang dapat mengikis jumlah buta baca Quran di Indramayu.
Baca Juga: Perawat Muda Meninggal karena Komplikasi Covid-19 Beberapa Jam Setelah Syuting Video Selamat Tinggal
“Dengan kemampuan hafalan dan teknik membaca, memahami, dan menghafal Al Quran, target dilaksanakan program tersebut dapat membantu program pemerintah membasmi buta baca Quran.
“Pemprov Jabar sudah memberikan perhatian terhadap hafidz/hafidzah, tinggal Pemerintah Daerah Kabupaten Indramayu, kita akan coba bantu kebijakan itu di Kabupaten agar sinkronisasi program dapat terlaksana dengan baik,” tutur Juhadi.***