“Kalau makan, sesukanya saja. Rata-rata 3 kali sehari, terkadang sampai 5 kali. Mungkin juga saya karena kurang gerak atau banyak cimekblek (berdiam diri) di luar rumah. Kalau dulu ketika punya anak satu, saya bekerja di pabrik pahpir (kertas rokok) sehingga banyak bergerak,” tuturnya.
Baca Juga: UPDATE Corona Dunia Selasa, 30 Juni 2020: Totalnya 10,4 Juta Kasus, Bagaimana Kabar Vaksin?
Ia menambahkan, berat badannya mulai bertambah, sekira 7 tahun lalu ketika melahirkan anak yang ketiga. Saat itu berat badannya, sekitar 80 kg dan dianggap gemuk biasa.
Namun, dikarenakan sering diam di rumah atau tidak banyak bergerak, sehingga berat badannya terus bertambah.
“Nah, sewaktu bulan puasa kemarin, saya sakit mata, sakit pinggang, kaki kesemutan dan sering ngantuk. Ketika diperiksa ke klinik, ternyata kata dokter saya terlalu gemuk sehingga harus diberi obat penurun lemak dan diet.
"Saat itu berat badannya 130 kg. Setelah minum obat dan diet lalu kontrol lagi ke klinik, alhamdulillah turun menjadi 122 kg. Cuma sekarang obatnya habis. Mau beli lagi, enggak punya uang,” kata Heni mengeluh seraya memohon bantuan.*** (Adang Jukardi)