Lantik PWNU Jabar, Kiai Said: NU Harus Kaya dan Keren, Ini Penjelasannya

- 15 Desember 2021, 22:27 WIB
KH Said Aqil Siraj.
KH Said Aqil Siraj. /Instagram @saidaqilsiroj53

INDRAMAYUHITS – Nahdlatul Ulama (NU) harus kaya dan keren. Warganya juga harus kaya dan keren.

Hal itu disampaikan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH. Said Aqil Siroj usai melantik jajaran Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Provinsi Jawa Barat di Indramayu, Selasa 14 Desember 2021.

Kiai Said mengajak pengurus bersama dengan ulama dan umara untuk menunjukkan bahwa NU bisa keren, NU juga harus menang.

Baca Juga: Timnas Indonesia Masih Perkasa Dipuncak Klasemen Grup B

Hal itu sebagai bentuk dari himmah, dengan niat, tujuan, dan cara-cara yang baik tentunya.

“Saya ingin kaya harus dengan niat yang baik, azimah namanya. Orang Islam harus punya azimah yang kuat agar hidupnya keren dan mapan. NU harus kaya. Warga NU harus punya rumah semua,” ujar Kiai Said dilansir Indramayu Hits dari dakwatuna.id.

Kiai Said juga menekankan, NU harus berperan di setiap bidang. Masjid Mushola harus NU, ini harus dipikirkan pelan-pelan.

Baca Juga: Kapal Buruh Migran Indonesia Tenggelam di Malaysia, 11 Tewas, Puluhan Hilang

Termasuk di Jawa Barat, semua harus NU supaya tidak radikal. Yang mengajar di kompleks perumahan harus NU supaya mereka mendapat ajaran Islam yang benar bukan liberal.

Pendidikan juga harus kita tekankan akhlaqul karimah seperti di pesantren, walaupun bukan pesantren.

“NU membangun masyarakat yang adil sejahtera dan makmur. Kita berjuang tidak boleh kendor, tidak boleh pantang mundur insyaallah pelan-pelan kita mencapai tujuan,” ujarnya.

Baca Juga: PWNU Jateng Minta Semua Jauhi Suuzon pada Para Calon Ketum PBNU, Demi Marwah NU

Dikatakan, ada dua kekayaan besar yang dimiliki oleh NU, yakni kekayaan (tarowat) ijtimaiyah dan kekayaan budaya.

Pertama, kekayaan sosial capital 108 juta warga NU. Itu adalah kekayaan yang tidak sembarangan, ormas lain tidak punya. Bila dikelola, akan menjadi kekuatan budaya peradaban bangsa dan rakyat Indonesia.

“Ada beberapa pihak merasa iri, tidak senang melihat kiai begitu-begitu saja kok masyarakat percaya bergantung bersandar,” kata dia.

Baca Juga: Blangkon Gus Miftah Dibeli Rp900 Juta Saat Lelang Konser Amal Muktamar NU, Ini Sosok Pembelinya

Padahal, sambungnya, sarjana bukan, justru sebalinya ndeso dan kolot, tapi dipercaya oleh masyarakat.

Lebih lanjut Kiai Said mengingatkan, tarowat ijtimaiyah ini harus ditingkatkan menjadi ruhuddin. Beragama bukan hanya papan nama, lebel formal, bukan hanya sorban gamis, tapi spirit agama harus dimantapkan di tengah-tengah masyarakat, terutama akhlaqul karimah.

“Islam bukan hanya akidah-syariah saya. Islam bukan teologis saja, tapi juga agama kemanusiaan dan akhlaqul karimah,” sambungnya.

Baca Juga: Pengguna Harus Tahu! Cek Fitur Terbaru WhatsApp

Ruhuddin terbentuk, berikutnya ruhul wathoniyah atau spirit nasionalisme. Dan, nasionalisme NU itu bukan ideologi, tapi spirit untuk hidup bersama.

Yang kedua, lanjut Kiai Said, NU punya kekayaan budaya. Budaya yang paling unggul adalah kitab kuning yang ditulis ulama-ulama rujukan dan sandaran NU. Para kiai berpegang pada kitab dan warga NU harus bersandarkan ke kiai yang demikian.

Dalam kesempatan itu Kiai Said mengucapkan selamat dan sukses atas dilantiknya Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Barat masa khidmat 2021-2026.

“Selamat kepada seluruh pengurus NU yang baru saja dilantik, Selamat bertugas, berjuang, bekerja. Mudah-mudahan NU ke depan lebih baik sukses keren berperan dan dihargai seluruh pihak masyarakat Indonesia,” tuturnya. ***

Editor: Kalil Sadewo

Sumber: dakwatuna.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah