Baca Juga: Jadwal Vaksin Covid-19 di Kota Bekasi Sabtu 4 September 2021, Digelar Secara Massal
"Orang berjiwa besar bicarakan gagasan, orang berjiwa kerdil bicarakan atau gosipkan orang," ujar Ridwan.
"Seperti lalu lintas kita pun dibatasi di lampu setopan, kebebasan ekspresi pun dibatasi oleh nilai 'kesepakatan budaya dan kearifan lokal' itulah kenapa isu 'mural kritik' kelihatannya hari ini masih berada di ruang abu-abu," katanya lagi.
Menurut dia, jika belum ada kesepahaman, maka tafsir boleh atau tidak boleh akan selalu menyertai perjalanan dialektika 'ini kritik atau hinaan' dalam perjalanan demokrasi bangsa.
Menurut Ridwan Kamil, mural merupakan seni ruang publik yang temporer.
Baca Juga: Jadwal Vaksin Covid-19 di Kota Malang 4 September 2021, Akan Dihadiri Krisdayanti
Dalam unggahannya, Ridwan Kamil bahkan meminta agar artis mural paham dan baper.
"Pelaku mural juga harus paham dan jangan baper, karena karyanya suatu hari akan hilang," ujar Ridwan.
"Apalagi tanpa izin pemilik tembok, bisa pudar tersapu hujan, dihapus aparat ataupun hilang ditimpa pemural lainnya," katanya menerangkan.***