Akhiri Perselisihan, Lebanon dan Israel Sepakat Buka Negosiasi Pertama dalam Tiga Dekade Terakhir

- 3 Oktober 2020, 08:26 WIB
Jet tempur Israel menyerang basis Hizbullah di daerah perbatasan Lebanon. (@HezbollahWatch)
Jet tempur Israel menyerang basis Hizbullah di daerah perbatasan Lebanon. (@HezbollahWatch) /

PR INDRAMAYU - Lebanon dan Israel telah resmi sepakat untuk membuka negosiasi pertama mereka tentang masalah  nonsecurity dalam tiga dekade terakhir.

Dilansir PikiranRakyat-Indramayu.com dari Laman nytimes, Pembicaraan kedua Negara bertujuan untuk mengakhiri perselisihan abadi atas batas maritim mereka di sepetak Laut Mediterania, yang kaya dengan gas alam dijadwalkan akan dimulai Bulan Oktober 2020.

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Mike Pompeo memberi selamat kepada para pihak atas perjanjian tersebut.

Baca Juga: Donald Trump Umumkan Positif Covid-19 di Twitter , Dibanjiri Tanggapan Menarik Netizen

"Memiliki potensi untuk menghasilkan stabilitas, keamanan dan kemakmuran yang lebih besar bagi warga Lebanon dan Israel." ucap Mike.

Amerika Serikat telah berusaha menengahi perselisihan tersebut selama bertahun-tahun. Tetapi pejabat senior Amerika Serikat, termasuk Mike, mengunjungi Lebanon tahun ini dan telah berulang kali mengangkat masalah tersebut dengan pejabat Lebanon.

Terobosan itu terjadi saat Lebanon menghadapi krisis ekonomi yang mengakibatkan mata uang Lebanon telah kehilangan 80 persen nilainya selama setahun terakhir.

Baca Juga: Olahraga Esports Banyak Diminati Pelajar, Psikolog: Peran Keluarga Sangat Penting Membentuk Anak

Kementerian Energi Israel mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa pembicaraan itu akan menjadi negosiasi pertama antara kedua negara tentang masalah sipil dalam 30 tahun.

Pejabat dari kedua negara bertemu secara teratur di bawah naungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Lebanon selatan untuk membahas masalah keamanan di sepanjang perbatasan bersama mereka.

Pertemuan kedua Negara diharapkan dimulai pada 12 Oktober 2020, meskipun tanggal pastinya belum ditentukan. Juga tidak jelas berapa lama mereka akan bertahan.

Baca Juga: Bupati Indramayu Siap Utamakan Keamanan Pilkada Serentak Selama Bertugas di Kota Mangga

"Kami berharap Lebanon akan menjadi ibu kota gas alam global dan akan mengembangkan semua sumber daya alamnya," kata Yuval Steinitz, Menteri Energi Israel, yang akan memimpin delegasi Israel dalam pembicaraan tersebut.

Dia tidak berharap pembicaraan itu mengarah pada terobosan cepat tentang masalah lain yang memecah belah kedua negara tersebut.

Akan tetapi belum jelas siapa yang akan ditunjuk Presiden Michel Aoun dari Lebanon untuk mewakili Lebanon.

Baca Juga: Lima Daerah Ini Menjadi Zona Merah Covid-19 di Jawa Barat

Awalnya, Lebanon menolak untuk berbicara langsung dengan Israel. Memberi tahu pejabat PBB pesan apa yang harus disampaikan, bahkan jika Israel dapat mendengar orang Lebanon berbicara. Akhirnya, mereka mulai berbicara satu sama lain secara langsung.

Nabih Berri selaku Juru Bicara Parlemen Lebanon mengatakan negosiasi juga akan menyentuh perbatasan darat yang disengketakan, sementara Israel dan Amerika Serikat hanya menyebutkan perbatasan laut.

Menanggapi pertanyaan tersebut, David Schenker selaku Wakil Mentri Luar Negeri Amerika Serikat mengatakan Amerika Serikat akan menyambut baik setiap langkah Israel dan Lebanon untuk mencapai kesepakatan di perbatasan darat.***

Editor: Egi Septiadi

Sumber: Nytimes


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah