Disandera dan Ditodong Militer Pemberontak, Presiden Mali Mengundurkan Diri

- 19 Agustus 2020, 11:50 WIB
Mali Ibrahim Boubacar Keita
Mali Ibrahim Boubacar Keita /REUTERS

PR INDRAMAYU - Presiden Mali Ibrahim Boubacar Keita mengumumkan pada Rabu, 19 Agustus 2020 pagi bahwa dirinya mengundurkan diri dari jabatannya sebagai presiden.

Keputusan itu ia ambil dengan alasan tidak ingin melihat tumpahan darah menyusul pemberontakan militer yang menjerumuskan negara itu ke dalam krisis politik.

"Hari ini, pihak militer tertentu telah memutuskan bahwa intervensi perlu dilakukan. Apakah saya benar-benar punya pilihan? Karena saya tidak ingin ada tumpahan darah," kata Keita dalam keterangan singkat yang disiarkan televisi nasional. 

Baca Juga: Mengaku Dihamili Pacarnya yang Belum Dewasa, Cerita Sebenarnya Seorang Siswi di Rusia Terungkap

Keita mengatakan bahwa dia telah memutuskan untuk melepaskan tugasnya sebagai pemimpin negara itu mulai sekarang.

Tidak ketahui secara pasti apakah militer secara resmi bertanggung jawab atas negara tersebut.

Tentara Republik Mali
Tentara Republik Mali Twitter/@TheGuildng

Sebelumnya, Keita dan Perdana Menteri Boubou Cisse ditahan oleh tentara dalam peningkatan dramatis dari krisis selama berbulan-bulan di negara itu.

Baca Juga: Terhalang Mobil Kijang Enggan Menyingkir, Sopir Ambulans Terpukul Kehilangan Waktu Selamatkan Nyawa

Dilansir Al Jazeera, perkembangan itu terjadi beberapa jam setelah tentara mengangkat senjata dan melancarkan pemberontakan di pangkalan utama di Kati, sebuah kota dekat Bamako.

Para prajurit diharapkan untuk menyampaikan pernyataan nanti, sementara negara-negara di Afrika Barat, bersama dengan bekas kekuatan kolonial Perancis, Uni Eropa dan Uni Afrika, mengecam tindakan para tentara tersebut dan memperingatkan terhadap perubahan kekuasaan yang tidak konstitusional.

Peristiwa itu terjadi di tengah krisis politik selama berminggu-minggu yang telah membuat pengunjuk rasa oposisi turun ke jalan untuk menuntut kepergian Keita, menuduhnya membiarkan ekonomi negara runtuh dan salah menangani situasi keamanan yang memburuk.

Baca Juga: Heboh dan Tak Lazim, Bocah Perempuan yang Meninggal Hidup Lagi Saat Dimandikan Keluarga dan Tetangga

Konflik Mali selama bertahun-tahun telah meluas ke negara-negara tetangga Niger dan Burkina Faso, mengguncang kawasan Sahel dan menciptakan krisis kemanusiaan besar-besaran.

Kelompok-kelompok bersenjata yang didorong ideologis tertenty telah memicu ketegangan etnis untuk memperebutkan kekuasaan.

Sebelumnya pada Selasa, pengunjuk rasa oposisi berkumpul di sebuah alun-alun di Bamako untuk menunjukkan dukungan kepada tentara, sementara kedutaan asing menyarankan warganya untuk tetap di dalam rumah.***

Editor: Suci Nurzannah Efendi

Sumber: Al Jazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah