Cerita Korban Jatuhnya Pesawat Air India Express, Muhammed Junaid Kapok dan Ogah Terbang Lagi

- 8 Agustus 2020, 20:24 WIB
Pesawat Air India yang jatuh di lembah Kerala India
Pesawat Air India yang jatuh di lembah Kerala India /Anadolu/

PR INDRAMAYU - Duduk di baris terakhir pesawat, Muhammed Junaid merasakan ada sesuatu yang salah ketika Air India Express penerbangan IX 1344 dari Dubai tersentak oleh angin kencang.

Kecelakaan pada Jumat, 7 Agustus 2020 itu terjadi ketika pesawat mendekati kota Kozhikode di India selatan.

Junaid mengatakan, saat itu dirinya memutuskan terbang kembali ke rumah seperti banyak penumpang lain yang bekerja di Timur Tengah, karena gaji yang didapat turun setengah akibat pandemi Covid-19.

Baca Juga: Cek Fakta: Benarkah Semua Karyawan Pabrik ESEMKA Terkena Corona hingga Diliburkan? Simak Faktanya

Menurut Junaid, saat itu Boeing-737 tampaknya menambah kecepatan, melampaui landasan pacu yang licin oleh hujan lebat, meluncur menuruni lereng tajam dan pecah menjadi dua.

"Semua ini terjadi dalam 15 detik," katanya kepada Reuters melalui telepon pada Sabtu.

Delapan belas dari 190 penumpang dan awak, termasuk kedua pilot, tewas, kata para pejabat. Kecelakaan pesawat itu merupakan yang terburuk di India sejak 2010. Enam belas orang terluka parah.

Baca Juga: Niat Pulang ke Kota Asal Malah Jadi Petaka, Kecelakaan Pesawat India Jadi yang Terburuk Sejak 2010

Namun Junaid dan beberapa penumpang lainnya, yang duduk di bagian belakang pesawat, berjalan menjauh dari reruntuhan di Bandara Internasional Calicut dekat Kozhikode hampir tanpa cedera.

Pada tengah malam, kata Junaid, dia telah menyetir sendiri pulang ke Elathur, satu jam dari bandara.

Hanya kepalanya yang sakit karena terbentur langit-langit dan bibirnya berdarah sedikit karena tergigit.

Baca Juga: Lima Bulan Ditutup, Begini Kondisi Sistem Pendidikan di Jalur Gaza Saat Pandemi

"Tidak ada yang terjadi pada saya, alhamdulillah," katanya.

Pulang Kampung karena Pandemi

Junaid (25) pindah ke Dubai tiga tahun lalu untuk bekerja sebagai akuntan di sebuah perusahaan perdagangan.

Junaid merupakan satu-satunya pencari nafkah dalam keluarganya yang beranggotakan empat orang.

Baca Juga: Presiden Lebanon Curiga Penyebab Ledakan Dahsyat di Beirut Berasal dari Bom atau Rudal

Dia biasanya mengirimkan uang pulang sekitar setengah dari 4.000 dirham (sekitar Rp16 juta) yang dia hasilkan sebulan.

Tetapi setelah pandemi merebak tahun ini, bisnis perusahaannya mengering dan dia hanya dibayar setengah gajinya dari Mei.

“Atasan saya menyuruh saya mengambil cuti dua atau tiga bulan dan kembali ketika semuanya baik-baik saja,” katanya.

Baca Juga: Hendak Tutup Jendela Rumah, Gadis Palestina Tewas Ditembak Mati Tentara Israel

Menemukan jalan pulang tidaklah mudah karena India telah menutup perbatasan internasionalnya pada Maret.

Junaid mengatakan dia mendaftar untuk program penerbangan repatriasi pemerintah India pada Mei tetapi tidak mendapat kabar selama dua bulan.

Pada 1 Agustus, dia diberi tahu bahwa penerbangan akan tersedia antara Dubai dan negara bagian Kerala, tempat Kozhikode berada, selama periode dua minggu.

Baca Juga: Bongkar-bongkar Masa Lalu, Ariel Noah Ternyata Pernah Ditolak BCL, Kok Bisa? Begini Ceritanya!

Dia membayar 880 dirham (Rp3.525.000) untuk penerbangan ke kota asalnya.

“Saya kembali ke India setelah hampir dua tahun, jadi saya sangat senang bertemu keluarga saya dan semua orang,” katanya.

Beberapa kursi di depan Junaid, Muhammad Shafaf yang berusia 28 tahun juga kembali ke rumah dari Dubai setelah menghabiskan tujuh bulan di sana tanpa berhasil mencari pekerjaan.

Baca Juga: Bongkar-bongkar Masa Lalu, Ariel Noah Ternyata Pernah Ditolak BCL, Kok Bisa? Begini Ceritanya!

Ketika pesawat berbelok dari landasan pacu dan jatuh dari bukit, Shafaf mengatakan dia pikir itu adalah akhirnya, takut api akan keluar dan menelannya.

“Seorang awak kabin dari belakang meyakinkan kami bahwa tidak perlu khawatir tentang kebakaran. Dia bilang mesinnya mati,” kata Shafaf, yang hanya mengalami luka memar di hidung dan kakinya.

Saat dia duduk dengan bingung di dekat ekor pesawat yang hancur, Junaid juga mengatakan dia ingat awak kabin menenangkan penumpang dan membantu mereka yang duduk di antara kursi yang rusak.

Baca Juga: ARMY Siap-siap Menjerit Bahagia, Break the Silence: The Movie BTS Bakal Dirilis Bulan Depan

Setelah menunggu selama 45 menit, di mana petugas darurat membantu penumpang keluar dari bagian depan pesawat yang hancur, Junaid dan sisanya di belakang dibantu turun.

Kini para korban kecelakaan itu tengah beristirahat di rumah dan menunggu tes virus corona.

Ditanya apakah ia akan kapok atau tidak naik pesawat, Junaid mengatakan diriya ingin menjauh dari pesawat.

“Saya sangat takut. Saya tidak ingin terbang lagi," ungkapnya.***

Editor: Suci Nurzannah Efendi

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x