Puan pun menyebut, parlemen sebagai wakil rakyat, merupakan landasan demokrasi yang memiliki segala potensi untuk membangun dunia yang lebih kuat dan tangguh untuk semua.
“Pemulihan adalah jalan yang panjang, tetapi kita harus mulai sekarang. Oleh karena itu, mari kita bekerja sama untuk menciptakan dunia yang lebih berkelanjutan, damai, dan sejahtera,” urainya.
“Dengan demikian, kita dapat mengubah proses pemulihan menjadi dunia yang tangguh,” tambah Puan.
Dalam kesempatan itu, Puan mengatakan mendapat kehormatan besar bergabung dengan para ketua parlemen perempuan dunia dalam forum ini. Secara khusus, ia juga memberi selamat kepada Uzbekistan untuk peringatan hari kemerdekaannya.
“Izinkan saya menyampaikan pesan ucapan selamat yang tulus kepada rakyat Uzbekistan pada Hari Kemerdekaan Republik Uzbekistan pada 1 September 2022,” ujarnya.
KTT Ketua Parlemen Perempuan merupakan salah satu forum di IPU yang mewadahi para ketua parlemen wanita di dunia. IPU Summit of Women Speakers of Parliament juga menjadi salah satu sarana untuk meningkatkan jumlah perempuan yang menjabat sebagai ketua parlemen.
IPU 14SWSP diselenggarakan 2 hari di Uzbekistan. Nama Puan sendiri cukup disorot dalam forum ini atas prestasinya menjadi ketua parlemen perempuan pertama sejak Indonesia berdiri. Sebab selama beberapa dekade, pemimpin perempuan sebagian besar hanya dapat ditemukan di Eropa.
Puan bersama sejumlah tokoh perempuan lainnya dianggap mampu menggebrak suara perempuan dari wilayah Amerika Latin, Asia, Afrika, dan bekas blok Soviet, yang selama ini kurang terwakili. Pertemuan dipimpin oleh Ketua Senat Uzbekistan, Tanzila Norbaeva, sebagai tuan rumah pertemuan ini. ***