6.248 Orang Tewas di Tangan Pemerintah Filipina atas Nama Perang Narkoba, Duterte Menolak Disebut Langgar HAM

- 4 Juni 2022, 10:48 WIB
Presiden Filipina, Rodrigo Duterte menolak kebijakan perang narkobanya disebut langgar HAM.
Presiden Filipina, Rodrigo Duterte menolak kebijakan perang narkobanya disebut langgar HAM. /Presidential Communications

INDRAMAYUHITS - Perang narkoba yang terjadi di Filipina mengakibatkan ribuan orang meninggal dunia. Di belakang perang narkoba ini, ada orang nomor satu di Filipina, yaitu Presiden Rodrigo Duterte.

Hal ini mengundang reaksi Pengadilan Kriminal Internasional (ICC), yang tahun lalu mengumumkan akan melanjutkan penyelidikan atas kemungkinan dugaan kejahatan terhadap kemanusiaan, dalam perang narkoba yang terjadi di Filipina.

Perang narkoba ini telah merenggut ribuan anggota keluarga yang kemudian menuntut keadilan, upaya keluarga korban memunculkan bukti baru dalam sisa-sisa yang digali dan dokumen kematian resmi.

Baca Juga: Filipina Mengaku Kalah Lawan Covid-19, Jutaan Dokter dan Perawat Desak Duterte Terapkan Lockdown

Pada hari yang sama Aurora Blas menemukan tubuh suaminya di rumah duka Manila pada tahun 2016 dengan lubang peluru di kepalanya.

Dia menandatangani dokumen yang disediakan oleh petugas pemakaman yang mengatakan pneumonia telah membunuhnya. Keputusan itu telah menghantuinya.

Dia tidak mampu membayar otopsi, jadi dia setuju untuk berbohong untuk mengubur suaminya. Seperti orang lain yang kehilangan orang yang dicintai dalam gelombang pembunuhan gaya main hakim sendiri di Filipina di bawah Presiden Rodrigo Duterte.

Baca Juga: Kontingen Indonesia Aman di Posisi Ketiga SEA Games 2021, Terpaut Jauh dengan Singapura dan Filipina

Aurora mengatakan, dia terpaksa menerima sertifikat kematian yang gagal untuk mengakui apa yang semua orang tahu: Suaminya ditembak mati oleh penyerang tak dikenal, yang lain korban dalam perang narkoba nasional.

Hampir enam tahun kemudian, keinginan Aurora untuk meluruskan telah membawanya ke Raquel Fortun, seorang ahli patologi forensik di University of the Philippines Manila.

Halaman:

Editor: Kalil Sadewo

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x