Sering Diserang Israel, Inilah Alasan Mengapa Palestina Kerap Jadi Sasaran

- 13 Mei 2021, 19:05 WIB
Serangan pasukan Israel ke Masjid Al-Aqsa beberapa waktu lalu. Berikut ini merupakan alasan mengapa Masjidil Aqsha kerap menjadi sasaran serangan Israel selama ini menyerang Palestina.
Serangan pasukan Israel ke Masjid Al-Aqsa beberapa waktu lalu. Berikut ini merupakan alasan mengapa Masjidil Aqsha kerap menjadi sasaran serangan Israel selama ini menyerang Palestina. /Reuters/Ammar Awad

PR INDRAMAYU - Sudah berpuluh tahun Israel menyerang Palestina. Dan baru-baru ini kembali melakukan serangannya.

Ketegangan memuncak ketika Israel melancarkan serangannya pada jemaah yang berkumpul di Masjidil Aqsha pada 7 Mei lalu.

Masjidil Aqsha selalu menjadi sasaran Israel untuk melancarkan serangannya. Lantas, mengapa selalu jadi sasaran?

Baca Juga: Setelah Mohamed Salah dan Khabib Nurmagomedov, Kini Mesut Ozil Sampaikan Ini untuk Rakyat Palestina

Dikutip PikiranRakyat-Indramayu.com dari Asiatimes.com, inilah alasan Israel melancarkan serangannya pada Palestina:

Perjalanan Isra Mi'raj Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam

Kata Al-Aqsha berarti masjid terjauh atau tempat suci terjauh.

Ini mengacu pada masjid berkubah timah yang berada dalam kawasan suci Haram al-Sharif (kandang mulia).

Kawasannya mencakup kubah batu, empat menara, gerbang bersejarah kompleks, dan masjid itu sendiri.

Dalam Al-Qur'an, surah 17 ayat 1 disebutkan bahwa Masjidil Aqsha terkait dengan kisah Isra Mi’raj atau disebut dengan perjalanan malam Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam.

Baca Juga: Israel Menolak Tawaran Gencatan Senjata Hamas dan Memilih untuk Mengintensifkan Penyerangan ke Gaza

Berasal dari abad ke 7 dan pertama kali dibangun pada tahun 637 M, lima tahun setelah kematian Nabi. Yang mana telah dihancurkan, dibangun ulang, dan direnovasi beberapa kali.

Masjid ini terletak berdekatan dengan tempat penting agama Yahudi dan Kristen. Khususnya situs Kuil Yahudi pertama dan kedua.

Kadang, bangunan tersebut sering disalahartikan sebagai satu kesatuan yang sama. Meskipun bagian dari Suaka Mulia yang sama, namun dua bangunan tersebut merupakan bangunan berbeda yang memiliki sejarah dan tujuan berbeda.

Kini, istilah Al-Aqsha sering disebut dengan tempat suci mulia.

Baca Juga: Hari Raya Idul Fitri dan Kenaikan Isa Al Masih Dirayakan Bersamaan, Sekjen KAJ: Tahun Istimewa

Tempat sejarah Islam

Setelah Makkah dan Madinah, sebagian besar umat Islam di seluruh dunia menganggap Yerusalem sebagai tempat tersuci ketiga di Bumi.

Adapun, sering adanya rujukan dalam tradisi dan hadis Islam. Catatan tentang sesuatu yang dikatakan, dilakukan, atau disetujui secara diam-diam oleh Nabi Muhammad shalallahu 'alaihi wa sallam diyakini bahwa, selama di Makkah, dia awalnya mengarahkan doa-doa pengikutnya ke arah Al-Aqsha.

Yerusalem dan tempat sakral lainnya, khususnya Al-Aqsha dan Kubah Batu tetap menjadi situs ziarah Islam selama 15 abad.

Baca Juga: Israel Serang Rakyat Palestina, Turki Ajak Umat Islam Ambil Sikap yang Jelas

Situs paling sensitif

Meskipun Israel memberi yurisdiksi masjid dan kompleks kepada wakaf Islam. Israel masih memeringahkan akses ke lapangan, serta pasukan keamanan secara teratur melakukan patroli dan melakukan penggeledahan di dalam wilayah tersebut.

Di bawah Hukum Pelestarian Tempat-Tempat Suci, pemerintah Israel juga mengizinkan masuknya kelompok agama yang berbeda, seperti peziarah Kristen.

Pada tahun 2005, Yahudi dilarang berjalan di situs tersebut karena kesuciannya, dan mereka menghormati hal itu.

Tetapi, kelompok Yahudi ultra-Ortodoks tertentu menganjurkan akses dan kontrol yang lebih besar dari itu. Mereka berusaha merebut kembali Temple Mount yang bersejarah, yang dianggap sebagai tempat Tuhan menjanjikan kehadiran penuh.

Baca Juga: Ridwan Kamil Rayakan Hari Raya Idul Fitri 1442 H Bersama Keluarga dan Anak Bungsunya

Disebut sebagai situs paling sensitif dalam konflik Israel Palestina, Al-Aqsha sering menjadi tempat aksi politik.

Misalnya, Agustus 1969, orang Kristen Australia bernama Dennis Michael Rohan berusaha membakar Al-Aqsha, menghancurkan mimbar dari Saladin yang merupakan karya seni Islam yang berharga dan mempunyai nilai historis penting.

Pada 28 September 2000, pemimpin oposisi Israel bernama Ariel Sharon dan delegasi yang dijaga oleh ratusan polisi anti huru hara Israel memasuki kantor polisi.

Hal itu memunculkan tindakan protes dari otoritas Israel dengan banyak korban. Banyak Muslim di seluruh dunia menganggap itu sebagai penodaan masjid suci, dari peristiwa itu membantu memicu pemberontakan Palestina.

Baca Juga: Spoiler Ikatan Cinta Malam Ini: Penuh Keyakinan, Aldebaran Akhirnya Ungkap Identitas Reyna pada Andin?

Pada 2014, konflik lain yang memuncak setelah serangan terhadap Yehuda Glick, seorang rabi sayap kanan yang kontroversial. Sebagai responsnya, otoritas Israel menutup akses ke Al-Aqsha untuk pertama kalinya sejak 1967.

Pada bulan Maret dan April, polisi Israel memakai gas air mata dan granat kejut kepada orang Palestina di dalam Al-Aqsha, dengan hal ini memicu banyak protes Internasional.***

Editor: Irwan Suherman

Sumber: Asia Times


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah