Intelijen Nasional AS Curigai Iran dan Rusia Ganggu Pemilihan Presiden 2020, Begini Penjelasannya

22 Oktober 2020, 11:22 WIB
Donald Trump dan Joe Biden kandidat calon presiden Amerika Serikat pada Pemilu 2020 /tangkapan layar youtube.com/c-span

 

PR INDRAMAYU- John Ratcliffe selaku Direktur Intelijen Nasional Amerika Serikat mengatakan pada hari Rabu 21 Oktober 2020 kemarin bahwa Rusia dan Iran sama-sama berusaha mengganggu pemilihan presiden 2020.

Ratcliffe membuat pengumuman tersebut pada konferensi pers yang diatur tergesa-gesa yang juga menyertakan Chris Wray, Direktur FBI.

Dikutip PikiranRakyat-Indramayu.com dari RRI,  22 Oktober 2020. Pengumuman dua minggu sebelum pemilu menunjukkan tingkat kewaspadaan di antara para pejabat tinggi AS bahwa segelintir aktor asing berusaha merusak kepercayaan warga Amerika dalam pemungutan suara serta menyebarkan informasi yang salah dalam upaya untuk memengaruhi hasilnya.

Baca Juga: 2 Pelajar Aceh Harumkan Nama Indonesia di Kancah Internasional dengan Memboyong Piala

"Kami telah mengonfirmasi bahwa beberapa informasi pendaftaran pemilih telah diperoleh oleh Iran, dan secara terpisah, oleh Rusia," kata Ratcliffe dalam konferensi pers, Kamis 22 Oktober 2020.

Ratcliffe mengatakan, pejabat pemerintah telah melihat Iran mengirim email palsu yang dirancang untuk mengintimidasi para pemilih, menghasut kerusuhan sosial, dan menghancurkan presiden Trump.

Ratcliffe mengacu pada email yang dikirim Rabu kemarin dan dirancang agar terlihat seperti berasal dari grup Pro Trump Proud Boys, menurut sumber pemerintah.

Baca Juga: Terkena Imbas Covid-19, BUMN Sebut Garuda Indonesia Beli Pesawat di Atas Harga Pasaran

Badan intelijen AS sebelumnya memperingatkan bahwa Iran mungkin ikut campur tangan untuk merugikan Presiden Trump dan bahwa Rusia berusaha membantunya dalam pemilihan.

Pakar luar mengatakan bahwa jika yang diungkapkan Ratcliffe adalah kebenaran, Iran akan berusaha membuat Trump terlihat buruk dengan meminta perhatian pada dukungan dan ancaman oleh kelompok yang terkadang melakukan kekerasan.

Email yang diduga kiriman dari Iran itu kini sedang diselidiki, dan satu sumber intelijen mengatakan masih belum jelas siapa di belakangnya.

Baca Juga: Film Baru Disney 'Raya and the Last Dragon' Masukan Suara Gamelan di Cuplikan Tril

Sumber lain mengatakan bahwa pejabat AS sedang menyelidiki apakah orang-orang di Iran telah meretas jaringan atau situs web Proud Boys untuk mendistribusikan materi yang mengancam.

Sumber tersebut mengatakan pejabat AS mencurigai pemerintah Iran terlibat tetapi bukti-bukti tetap belum meyakinkan untuk dilakukan tindak lanjut.***

Editor: Evi Sapitri

Sumber: RRI

Tags

Terkini

Terpopuler