Ada Ledakan di PLTN Iran, Apakah Ulah Isael?

21 Desember 2021, 16:53 WIB
Latihan perang yang dilakukan militer Iran. /Reuters

INDRAMAYUHITS – Di tengah meningkatnya ketegangan antara Iran dan Israel, tiba-tiba ledakan terjadi di pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) Bushehr, Iran.

Dilansir Indramayu Hits dari Arab Newa, pihak berwenang Iran berkilah, insiden Selasa 20 Desember 2021 pukul 05.00 itu terkait latihan pertahanan udara.

Hal itu juga sebagai upaya memperingatkan Iran bahwa Teheran akan merespons setiap serangan Israel.

Baca Juga: Respons Ancaman, Komandan Militer Iran Bersumpah Habisi Israel bila Berani Menyerang

"Latihan ini dilakukan dengan persiapan penuh dan koordinasi dengan angkatan bersenjata," ungkap Wakil Gubernur Bushehr Mohammadtaqi Irani, di tengah laporan tembakan anti-pesawat di daerah itu.

Insiden itu perah terjadi sebelumnya bulan ini, ketika pihak berwenang Iran mengatakan pertahanan udara telah menembakkan rudal latihan militer di atas pusat Kota Natanz, yang menampung fasilitas penelitian nuklir utama Iran.

Israel telah melakukan beberapa serangan terhadap fasilitas yang terkait dengan program nuklir Iran, termasuk pada bulan April di situs Natanz, dan telah membunuh beberapa ilmuwan nuklir Iran.

Baca Juga: Donald Trump: Yahudi di Amerika Tak Lagi Loyal pada Israel

Ia menentang upaya kekuatan dunia untuk menghidupkan kembali kesepakatan nuklir Iran 2015, dan telah lama mengancam aksi militer jika diplomasi gagal mencegah Teheran memperoleh bom nuklir. Israel memiliki satu-satunya persenjataan nuklir di Timur Tengah.

Pihak Iran menegaskan akan membalas setiap tindakan Israel yang menentangnya.

“Jika Israel melakukan serangan terhadap Iran, angkatan bersenjata kami akan segera menyerang semua pusat, pangkalan, rute, dan ruang yang digunakan untuk melakukan agresi,” ungkap Gholamali Rashid, komandan senior Korps Pengawal Revolusi Islam.

Baca Juga: 2 Rudal Teror Kedubes AS, Koalisi Iran Dituding Terlibat untuk Usir Amerika dari Irak

Dikatakan, setiap ancaman terhadap situs nuklir dan pangkalan militer Iran oleh rezim Zionis tidak mungkin terjadi tanpa lampu hijau dari Amerika.

Pembicaraan dengan Iran di Wina untuk mengembalikan pakta nuklir telah membuat sedikit kemajuan sejak mereka melanjutkan bulan lalu, untuk pertama kalinya sejak presiden Iran, Ebrahim Raisi terpilih pada bulan Juni. Pembicaraan diperkirakan kan dilanjutkan 27 Desember.

Pembicaraan dengan Iran di Wina untuk mengembalikan pakta nuklir telah membuat sedikit kemajuan, dilanjutkan bulan lalu untuk pertama kalinya sejak Presiden Iran Ebrahim Raisi terpilih di bulan Juni 2021.

Baca Juga: Setia Menunggu Mbappe, Real Madrid juga Ajukan Proposal Penawaran untuk Haaland

Kesepakatan 2015 mencabut sanksi terhadap Iran sebagai imbalan atas pembatasan ketat pada kegiatan nuklirnya yang bertujuan untuk memperpanjang waktu yang diperlukan untuk mendapatkan bahan fisil yang cukup untuk bom nuklir.

AS menarik diri dari perjanjian pada 2018 dan Donald Trump menerapkan kembali sanksi yang telah melumpuhkan ekonomi Iran.

Diklaim, Iran sejak itu menanggapi dengan secara bertahap memperkaya uranium ke tingkat yang dilarang berdasarkan perjanjian awal. ***

Editor: Kalil Sadewo

Sumber: Arab News

Tags

Terkini

Terpopuler