Israel dan Hamas Setujui Gencatan Senjata, Berikut Kronologinya

21 Mei 2021, 11:25 WIB
Ilustrasi. Berikut ini merupakan kronologi awal mula terjadi kekerasan terhadap rakyat Palestina serta disetujuinya gencatan senjata Israel dan Hamas. /Reuters/Ammar Awad

PR INDRAMAYU - Setelah pertempuran berhari-hari yang telah merenggut ratusan nyawa, Israel dan Hamas setuju lakukan gencatan senjata.

Gencatan senjata antara Israel dan Hamas mulai berlaku Jumat pagi, 21 Mei 2021 setelah kedua belah pihak sepakat untuk mengakhiri pertempuran yang berlangsung lebih dari 10 hari tersebut.

Gencatan senjata tersebut diketahui dimediasi oleh Mesir, dimulai pada pukul 2 pagi waktu setempat di Israel.

Baca Juga: Berita Duka, Innalillahi Ayah Rizki dan Ridho DA Meninggal Dunia

Sebelumnya, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengumumkan pada Kamis, 20 Mei 2021 malam waktu setempat bahwa, kabinet keamanannya telah memberikan suara bulat untuk menerima proposal dari Mesir dan Hamas.

Namun masing-masing pihak memperingatkan bahwa kepatuhannya dapat bergantung pada tindakan pihak lain.

Sementara itu, Presiden Amerika Serikat Joe Biden dalam pidatonya menyampaikan keprihatinannya kepada korban perang yang mayoritas adalah warga sipil dan anak-anak, seperti dikutip PikiranRakyat-Indramayu.com dari The New York Times.

Baca Juga: Israel dan Palestina Putuskan Gencatan Senjata, Warga Gaza Bertakbir Layaknya Idul Fitri

Joe Biden berjanji akan mengumpulkan sumber daya internasional untuk membangun kembali Gaza yang telah hancur atas peperangan.

Namun kemitraan tersebut akan dilakukan dengan pihak otoritas Palestina, bukan dengan Hamas.

“Kami akan melakukan ini dalam kemitraan penuh dengan Otoritas Palestina - bukan Hamas, otoritas tidak mengizinkan Hamas untuk mengisi kembali persenjataannya,” kata Joe Biden.

Baca Juga: Panic Attack hingga Ada Bercak Hitam Tebal di Paru-Paru, Meggy Wulandari Minta Doa

Kronologi Perang Sebelum Genjatan Senjata

Awal mula meletusnya perang terhitung sejak 10 Mei, Hamas menembakkan roket ke Israel setelah diketahui sebelumnya Israel menyerang Jemaah di Masjid Al Aqsa, setelahnya Israel juga telah melakukan pemboman dengan sasarannya di Gaza membalas serangan Hamas.

Bunyi sirene ambulan terdengar dari lokasi gedung-gedung yang hancur di Jalur Gaza yang berbatasan dengan kota-kota Israel setelah beberapa menit tembakan roket yang diluncurkan pihak Israel dengan alasan membalas serangan Hamas sebelum gencatan senjata akhirnya dilakukan.

Proses mediasi intensif antara Hamas dan Israel yang dilakukan secara tidak langsung diketahui terjadi diprakarsai oleh beberapa negara, hal ini dilakukan di tengah meningkatnya tekanan internasional untuk menghentikan pertempuran.

Baca Juga: Pastikan Tak Ada Perkara yang Berhenti, Firli Bahuri: Sistem KPK Sudah Berjalan

Atas tekanan tersebut, kedua belah pihak pekan ini mengatakan bahwa mereka terbuka untuk gencatan senjata.

Serangan udara dan artileri dari pihak Israel telah menewaskan lebih dari 230 warga sipil di Gaza.

Akibatnya selain banyak korban nyawa berjatuhan, serangan bom tersebut juga merusak parah infrastruktur yanga ada di wilayah Gaza, termasuk sistem air bersih dan saluran pembuangan, jaringan listrik, rumah sakit, sekolah, dan jalan.

Baca Juga: Spoiler Drama Korea So I Married the Anti Fan Episode 7: Berawal dari Benci, Hoo Joon Mulai Jatuh Hati

Israel menyampaikan, serangan mereka adalah untuk menghancurkan target utamanya yang disebut-sebut sebagai jaringan terowongan Hamas yang luas untuk memindahkan pejuang dan amunisi.

Israel juga mengaku serangan dilakukan sebagai upaya mereka untuk berusaha membunuh para pemimpin dan pejuang Hamas di Palestina.

Lebih dari 4.000 roket telah ditembakkan ke Israel dari Gaza sejak 10 Mei, menewaskan 12 orang di Israel yang mana kebanyakan korban adalah warga sipil.

Baca Juga: Respons Pernyataan Jokowi Soal TWK Petugas KPK, Firli Bahuri: Sesuai Arahan Presiden

Netanyahu dan pejabat Israel lainnya mengaku akan bersikeras terus melakukan pemboman di Gaza, hal itu diungkapkannya diperlukan untuk menjaga keamanan Israel.

Sementara itu diplomat dari Mesir, Qatar, dan Perserikatan Bangsa-Bangsa telah menjadi penengah antara kedua belah pihak.

Diketahui Hamas tidak akan pernah mengakui keberadaan Israel, dan Israel terus menganggap Hamas sebagai organisasi teroris.

Baca Juga: Prediksi Valladolid vs Atletico di Liga Spanyol, Los Rojiblancos Selangkah Lagi Juara

Di lain pihak, masyarakat dunia telah mendesak Netanyahu sebagai Perdana Menteri Israel untuk menyetujui gencatan senjata sebelum dukungan internasional untuk Israel menguap dan semakin mengutuk Israel.

Berdasarkan hal tersebut, negara-negara yang menjadi mediasi kedua belah pihak kemudian mengirim utusan, Hady Amr, untuk bertemu langsung dengan politisi Israel dan Palestina minggu ini.

Presiden AS mengaku telah melakukan percakapan telepon dengan Netanyahu dan meminta untuk menghentikan serangan secara signifikan dalam permusuhan yang terjadi.***

Editor: Irwan Suherman

Sumber: NY Times

Tags

Terkini

Terpopuler