PR INDRAMAYU - Sebentar lagi umat Islam di seluruh dunia akan menghadapi bulan Suci Ramadhan.
Tentunya, perlu mempersiapkan diri dengan mungkin, salah satunya dengan mempersiapkan makan yang dikonsumsi
Salah satu makanan yang sebaiknya dihindari saat Ramadhan adalah jeroan, meski dirasa enak.
Baca Juga: Prediksi Tottenham vs Man United di Mola TV: Duel Kane-Bruno Kejar Top Skor Liga Inggris
Dokter sekaligus Selebgram Tanah Air Tirta Mandira Hudhi atau Dr Tirta berbagi informasi terkait bahaya mengonsumsi jeroan.
“Jeroan ini memang sekilas enak tapi di makanan yang enak ini mengandung kolesterol-kolesterol yang sangat tinggi,” ujar dia, sebagaimana dikutip PikiranRakyat-Indramayu.com dari unggahan yang diposting @dr.tirta pada 10 April 2021.
Baca Juga: 10 Cara Melatih Dirimu Untuk Bisa Menjadi Lebih Open Minded, Salah Satunya Tidak Perlu Buru-Buru
Dr Tirta pun mrngimbau untuk bisa membatasi mengonsumsi jeroan.
“Kalau kalian makan jeroan terus-terusan mungkin efek sampingnya tensi kita akan menjadi tinggi,” kata dia.
Menurut dia, dengan membatasi konsumsi tersebut maka dapat mengurangi potensi terkena hipertensi.
Baca Juga: Menarik! 6 Tips Turunkan Berat Badan Tanpa Olahraga, Ternyata Caranya Mudah Untuk Dilakukan
Dia pun menerangkan bahwa, jika mengonsumsi jeroan terus dilakukan, maka berdampak pada tubuh.
Kolesterol yang terlalu banyak dalam darah menurutnya akan mengakibatkan pembuluh darah mengeras atau menyempit.
“Kalau dilakukan terus-terusan kolesterolnya akan menempel di dinding darah,” ujarnya.
Baca Juga: Gatot Abdullah Mansyur: 5 Prinsip Syariah Tegakkan HAM Pekerja Migran Indonesia di Arab Saudi
Kemudian menjadi sumbatan, tensi menjadi tinggi dan yang lebih buruknya akan terjadi penyumbatan di dinding jantung.
Tidak sampai situ, ternyata konsumsi berlebihan dari makan jeroan dapat mengakibatkan kanker.
“Terus kalau yang paling parah bisa menaikkan hipertensi, menaikan darah, hipertensi, dan menjadi stroke demoraging,” katanya menjelaskan.
Lebih lanjut, dia mengimbau untuk bisa mencegah dari penyakit yang bisa ditimbulkan dari pola makanan.
“Kalau bisa mencegah kenapa harus dilakuin sih? Cegah dong gak usah makan jeroan,” katanya mengakhiri.***