Soal Cara Lawan Hoaks, Ahli Harvard University: Memenuhi Sumber Berita dengan Informasi Akurat

5 April 2021, 10:40 WIB
Ahli disinformasi Harvard University, Claire Wardle, mengungkap cara melawan berita hoaks, disinformasi, maupun pseudosains di internet. /Pixabay/gerald

PR INDRAMAYU – Ahli disinformasi Harvard University, Claire Wardle, menyatakan cara terbaik melawan hoaks atau misinformasi adalah memenuhi sumber berita dengan informasi akurat.

Dengan beredarnya hoaks di internet, ahli disinformasi Harvard University Claire Wardle menyatakan cara terbaik melawannya adalah dengan memenuhi sumber berita dengan informasi akurat.

Informasi itu tak hanya akurat, tetapi juga bisa dipahami masyarakat, demikian pernyataan ahli disinformasi Harvard University Claire Wardle terkait cara melawan hoaks.

Baca Juga: Hasil KLB Demokrat Deli Serdang Ditolak Pemerintah, AHY: Seharusnya Merekalah yang Minta Maaf

Salah satu hoaks atau misinformasi yang beredar di internet tersebut terkadang berkaitan dengan pseudosains.

Apa itu pseudosains?

Dikutip PikiranRakyat-Indramayu.com dari laman Kamus Merriam-Webster, pseudosains adalah asumsi tertentu yang secara keliru dianggap ilmiah.

6 cara mengenali pseudosains

Di antara cara mengenali pseudosains adalah kabar tersebut mengandalkan bukti tidak akurat, bersifat samar, dan tidak bisa diuji kembali oleh pihak lain.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Hari Ini 5 Maret 2021: Aries, Aquarius, Cancer, Hadirnya Orang Ketiga dalam Hubunganmu

Selain itu kabar yang tergolong psedosains cenderung dibesar-besarkan tanpa melalui pengujian, memanfaatkan ketidaktahuan pihak tertentu, serta mengabaikan bukti yang bertentangan.

6 cara mengenali pseudosains tersebut diungkap akademisi Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya (Unika Atma Jaya), Robert Shen dan Veronika Maria Sidharta.

Dikutip PikiranRakyat-Indramayu.com dari laman The Conversation, akademisi itu menyatakan seharusnya sesuatu disebut bisa sains (bukan pseudosains) jiak telah diuji.

Baca Juga: Gantikan Aiu Ratna Jadi Vokalis Cokelat, Respons Astrid: Aku Salah Satu Fans Band Ini

“Sebuah hasil penelitian yang saintifik, terpercaya dan jelas signifikansinya wajib dapat diulangi percobaannya oleh semua peneliti lainnya dengan hasil akhir yang terbukti sama,” tutur Robert Shen dan Veronika Maria.

Terkadang pseudosains pun mengabaikan bukti yang bertentangan, contohnya adalah kabar penemuan kalung yang bisa menciptakan antibodi Covid-19.

Kabar itu bisa segera dibantah mengingat antibodi hanya bisa dibentuk oleh sistem imun melalui 2 cara yakni infeksi atau vaksinasi.

Baca Juga: Data 500 Juta Pengguna Facebook Diduga Bocor, Ini Kata Perusahaan Milik Mark Zuckerberg

Ahli disinformasi Harvard University, Claire Wardle, angkat bicara tentang cara melawan penyebaran kabar palsu, hoaks, disinformasi, atau pseudosains di internet.

“Cara terbaik melawan misinformasi adalah dengan membanjiri sumber pencarian berita dengan informasi yang akurat, mudah dipahami, menarik dan mudah disebarkan melalui media di perangkat seluler,” ujar Claire Wardle.

Tak hanya itu, ilmuwan pun perlu aktif berperan dalam menyebarkan informasi akurat tersebut baik secara langsung maupun melalui media massa atau media sosial.***

Editor: Asytari Fauziah

Sumber: The Conversation Merriam-Webster

Tags

Terkini

Terpopuler