PR INDRAMAYU – Dokter kulit, dr. Fatimah Zahra, M.Biomed AAM, menyatakan perempuan Indonesia yang menginginkan kulit putih adalah korban iklan.
Dalam pernyataannya mengenai perempuan Indonesia yang menginginkan kulit putih, dokter kulit Fatimah Zahra menyebut mereka sebagai korban iklan.
Menurut dokter kulit Fatimah Zahra, perempuan Indonesia yang menginginkan kulit putih disebut korban iklan karena faktanya kulit orang Indonesia dan Asia Tenggara adalah berbeda.
Dokter kulit Fatimah Zahra menuturkan ada sebagian orang yang ingin memiliki kulit yang sehat namun terkadang menempuh cara yang salah.
Biasanya mereka akan menempuh cara yang instan, mencari produk dengan harga yang murah, tidak berlabel halal, dan tidak berlabel izin dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
Akibat dari menembuh cara tersebut, menurut dokter kulit Fatimah Zahra, adalah kulit mereka pun menjadi rusak.
Baca Juga: Jadwal Acara Trans TV Kamis 11 Maret 2021: Nikmati Film Superhero Power Rangers
"Krim abal-abal itu dalam asumsi saya mengandung logam berat, merkuri,” ujar Fatimah Zahra dikutip PikiranRakyat-Indramayu.com dari situs ANTARA.
“Mudah-mudahan belum muncul efek serius. Jika kita tahu mengandung merkuri, harus segera dihentikan," ujar Fatimah Zahra melanjutkan.
Fatimah Zahra menuturkan jika produk yang mengandung merkuri itu digunakan terus-terusan, krim itu akan menumpuk di jaringan kulit dan perlu waktu lama untuk menghapusnya.
Solusi pertama menurut dokter kulit tersebut untuk mengatasi hal itu adalah dengan mengonsumsi antioksidan tinggi.
"Supaya logam berat tidak berefek lama karena mengendap di ginjal, juga harus disertai minum air putih yang banyak. Jangan lupa diet sehat, konsumsi makanan dengan banyak serat, dan menjalani gaya hidup yang sehat," ujarnya.
Apabila ingin memilih produk yang menyehatkan kulit, pastikan kita tidak hanya mencari produk yang menawarkan kulit putih serta bersinar.
Sementara itu terkait banyaknya perempuan Indonesia yang ingin memiliki kulit putih, Fatimah Zahra menganggap mereka adalah korban iklan.
“Mereka sebenarnya korban iklan. Di Indonesia kulit putih digadang-gadang lebih cantik, padahal jelas kulit Indonesia, dan Asia Tenggara berbeda-beda,” ujar Fatimah Zahra.
“Ada suku tertentu yang berkulit putih, tapi tidak semua. Kita berkulit gradasi, putih sampai sawo matang,” tuturnya.
Baca Juga: Isra Miraj: Contoh Teks Sambutan Ketua Pelaksana Panitia Isra Miraj, Cocok untuk Semua Kalangan
Fatimah Zahra turut mengkritisi banyaknya iklan yang menggeneralisasi bahwa cantik itu apabila kulitnya putih.
“Sebaiknya produsen kosmetik juga harus bijaksana. Jangan beriklan dan membentuk mindset bahwa kulit putih itu cantik, tetap lebih kepada kulit sehat,” ujarnya.***