Tadarus Puisi: Sajak Sebatang Lisong, Suara Pembelaan Rendra untuk Kemiskinan dan Keboodohan

- 26 Desember 2021, 16:55 WIB
Tadarus puisi WS Rendra.
Tadarus puisi WS Rendra. /Screenshoot Antaranews

Sajak Sebatang Lisong (WS Rendra/1977)

Menghisap sebatang lisong
melihat Indonesia Raya,
mendengar 130 juta rakyat,
dan di langit
dua tiga cukong mengangkang,
berak di atas kepala mereka

Baca Juga: Tadarus Puisi: Sapardi Djoko Damono dalam Hujan Bulan Juni dan Yang Fana Adalah Waktu

Matahari terbit.
Fajar tiba.
Dan aku melihat delapan juta kanak-kanak
tanpa pendidikan.

Aku bertanya,
tetapi pertanyaan-pertanyaanku
membentur meja kekuasaan yang macet,
dan papantulis-papantulis para pendidik
yang terlepas dari persoalan kehidupan.

Delapan juta kanak-kanak
menghadapi satu jalan panjang,
tanpa pilihan,
tanpa pepohonan,
tanpa dangau persinggahan,
tanpa ada bayangan ujungnya.
…………………

Baca Juga: Tadarus Puisi: Sajak Kecil Tentang Cinta dan Aku Ingin Karya Sapardi Djoko Damono.

Menghisap udara
yang disemprot deodorant,
aku melihat sarjana-sarjana menganggur
berpeluh di jalan raya;
aku melihat wanita bunting
antri uang pensiun.

Dan di langit;
para tekhnokrat berkata :

bahwa bangsa kita adalah malas,
bahwa bangsa mesti dibangun;
mesti di-up-grade
disesuaikan dengan teknologi yang diimpor

Halaman:

Editor: Kalil Sadewo


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah