Hoaks Atau Fakta: Persentase Bunuh Diri Naik 200 Persen Selama Lockdown Covid-19, Tinjau Faktanya

- 22 November 2020, 16:35 WIB
Ilustrasi bunuh diri./
Ilustrasi bunuh diri./ /Pixabay

Ia menyatakan bahwa belum ada data nasional di AS terkait kenaikan kasus atau keinginan untuk bunuh diri selama pandemi Covid-19. Penghitungan angkaa kematian bunuh diri pun membutuhkan waktu yang tidak sebentar.

“Biasanya kami tidak memiliki data nasional tentang kematian akibat bunuh diri selama 13 bulan hingga setelah kalender akhir tahun,” tutur Ramchand.

Baca Juga: Dikabarkan Menikah pada Akhir Oktober Kemarin, Kini Penantian Tata Janeeta Selama 8 Tahun Telah Usai

Itu artinya data mengenai angka bunuh diri selama pandemi di negeri Paman Sam baru tersedia pada akhir Januari 2022 kelak.

Terkait kasus tersebut, para ahli menyatakan bahwa angka kematiannya tidak mencapai 200%. Hal ini diungkap jurnal kedokteran Inggris, The BMJ, pada artikel yang terbit pada 12 November 2020 lalu.

Artikel dengan judul “Trends in suicide during the covid-19 pandemic” yang ditulis Ann John dkk itu menyatakan bahwa prediksi kenaikan angka bunuh diri ada dalam rentang 1-145%.

Baca Juga: JANGAN LEWATKAN Debat Publik Calon Bupati dan Wakil Bupati Indramayu Malam Ini, Simak Jadwalnya!

Data lainnya belum bisa disimpulkan akibat belum melalui proses peer-review, pracetak, dan sebagainya, serta baru berasal dari warta berita.

Di negara maju seperti Inggris, AS, Norwegia, Australia, dan Jepang, angka bunuh dirinya cenderung stabil. Tak hanya, negara berpenghasilan rendah seperti Peru pun menunjukkan tren penurunan angka bunuh diri.

Berdasarkan penjelasan di atas, informasi yang menyatakan bahwa “presentase bunuh diri naik 200 persen selama lockdown Covid-19” adalah hoaks. Kategorinya adalah konten palsu.***

Halaman:

Editor: Suci Nurzannah Efendi

Sumber: Turn Back Hoax


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x