Hoaks Atau Fakta: Persentase Bunuh Diri Naik 200 Persen Selama Lockdown Covid-19, Tinjau Faktanya

22 November 2020, 16:35 WIB
Ilustrasi bunuh diri./ /Pixabay

PR INDRAMAYU – Beredar unggahan di media sosial Instagram tentang lockdown akibat pandemi Covid-19. Disebutkan bahwa persentase kasus bunuh diri meningkat 200 % selama lockdown tersebut.

Angka bunuh diri naik 200% sejak lockdown. Bisakah 2 teman men-screenshot dan membagikannya? Kami mencoba menunjukkan bahwa seseorang akan selalu mendengarkan.

“Hubungi 1-800-273-8255 (Hotline AS),” demikian sebagian informasi yang menyertai konten gambar tersebut.

Baca Juga: JADWAL LIGA INGGRIS: Simak 6 Fakta Menarik di Balik Laga Liverpool Vs Leicester City

Informasi itu diunggah akun Instagram @krisjenner pada 15 November 2020 silam.

Unggahan itu telah mendapat 137,939 likes dan 1365 comments. Di dalamnya tidak terdapat penjelasan secara spesifik tentang wilayah mana yang mengalami kenaikan tersebut.

Dikutip PikiranRakyat-Indramayu.com dari laman Turn Back Hoax, informasi itu adalah hoaks. Kategorinya adalah konten palsu. Pemeriksaan fakta dilakukan Ani Nur MR dari Universitas Airlangga (Unair).

Baca Juga: Suguhkan Film Bertema Drama-Bencana, Haeundae Ditayangkan Ulang di Bioskop CGV

Berdasarkan penelusuran, informasi di atas dibantah penasihat senior unduk epidemiologi psikiatri dan pencegahan bunuh diri The National Institute of Mental Health, Amerika Serikat (AS), yakni Rajeev Ramchand.

Ia menyatakan bahwa belum ada data nasional di AS terkait kenaikan kasus atau keinginan untuk bunuh diri selama pandemi Covid-19. Penghitungan angkaa kematian bunuh diri pun membutuhkan waktu yang tidak sebentar.

“Biasanya kami tidak memiliki data nasional tentang kematian akibat bunuh diri selama 13 bulan hingga setelah kalender akhir tahun,” tutur Ramchand.

Baca Juga: Dikabarkan Menikah pada Akhir Oktober Kemarin, Kini Penantian Tata Janeeta Selama 8 Tahun Telah Usai

Itu artinya data mengenai angka bunuh diri selama pandemi di negeri Paman Sam baru tersedia pada akhir Januari 2022 kelak.

Terkait kasus tersebut, para ahli menyatakan bahwa angka kematiannya tidak mencapai 200%. Hal ini diungkap jurnal kedokteran Inggris, The BMJ, pada artikel yang terbit pada 12 November 2020 lalu.

Artikel dengan judul “Trends in suicide during the covid-19 pandemic” yang ditulis Ann John dkk itu menyatakan bahwa prediksi kenaikan angka bunuh diri ada dalam rentang 1-145%.

Baca Juga: JANGAN LEWATKAN Debat Publik Calon Bupati dan Wakil Bupati Indramayu Malam Ini, Simak Jadwalnya!

Data lainnya belum bisa disimpulkan akibat belum melalui proses peer-review, pracetak, dan sebagainya, serta baru berasal dari warta berita.

Di negara maju seperti Inggris, AS, Norwegia, Australia, dan Jepang, angka bunuh dirinya cenderung stabil. Tak hanya, negara berpenghasilan rendah seperti Peru pun menunjukkan tren penurunan angka bunuh diri.

Berdasarkan penjelasan di atas, informasi yang menyatakan bahwa “presentase bunuh diri naik 200 persen selama lockdown Covid-19” adalah hoaks. Kategorinya adalah konten palsu.***

Editor: Suci Nurzannah Efendi

Sumber: Turn Back Hoax

Tags

Terkini

Terpopuler