Cek Fakta: Benarkah Presiden Prancis Emmanuel Marcon Memohon Boikot Dihentikan? Simak Faktanya

31 Oktober 2020, 19:30 WIB
Presiden Prancis Emmanuel Macron. //Twitter

 

PR INDRAMAYU – Beredar unggahan di media sosial Facebook yang menyatakan bahwa Presiden Prancis memohon agar boikot terhadap produk asal negaranya tersebut dihentikan.

Pernyataan tersebut diunggah oleh pemilik akun Mutiara Alfath, berikut narasi lengkapnya.

“Macron Memohon-mohon Jangan Boikot Produk-produk Asal Prancis” demikian tertulis dalam unggahan tersebut.

Baca Juga: Sederet Kejutan Terbongkar, Mira Lesmana: Petualangan Sherina 2 Segera Berpetualang 2021

Unggahan itu disertai wajah Presiden Prancis, Emmanuel Macron, disertai tapak sepatu yang (maaf) menempel di wajah tersebut.

Dikutip PikiranRakyat-Indramayu.com dari laman Turn Back Hoax, Berdasarkan penelusuran, klaim permohonan Emmanuel Macron tersebut adalah tidak benar.

Permohonan itu disampaikan oleh Kementerian Luar Negeri Prancis, bukan oleh presidennya.

“Seruan untuk boikot ini tidak berdasar dan harus segera dihentikan, serta semua serangan terhadap negara kita, yang didorong oleh minoritas radikal,” demikian pernyataan Kementerian Luar Negeri Prancis pada 26 Oktober 2020.

Baca Juga: Cek Fakta: Beredar Kabar Suntik KB Sebabkan Kista Ovarium, Simak Kebenarannya

Saat menelusuri kata kunci “Macron mohon Timur Tengah akhiri boikot” di mesin pencari Google, berita yang muncul memang terkait dengan permohonan Prancis untuk mengakhiri boikot tersebut.

Namun pihak yang menyampaikan adalah Kementerian Luar Negeri nya. Berita tersebut dimuat oleh media dalam negeri maupun luar negeri. Produk yang diboikot utamanya adalah yang terkait dengan produk makanan.

“Di banyak negara di Timur Tengah, seruan untuk boikot produk Prancis dan secara lebih umum, seruan untuk berdemonstrasi melawan Prancis, dalam istilah yang terkadang penuh kebencian, telah disebarkan di media sosial,” ujar Kementerian Luar Negeri Prancis dilansir Associated Press.

Baca Juga: Industri Film Terpengaruh Pandemi Covid-19, Mira Lesmana dan Riri Riza Tetap Optimis

Nyatanya produk dari negara beribukota Paris itu telah dihapus dari beberapa toko di sejumlah negara.

Di antara negara tersebut adalah Qatar, Yordania, dan Kuwait. Prancis mendesak agar tindakan tersebut segera dihentikan.

Munculnya reaksi tersebut diakibatkan oleh pernyataan Macron atas kasus pemenggalan guru di Prancis bernama Samuel Paty yang menunjukkan kartun Nabi Muhammad. Macron pun menyatakan bahwa negaranya tidak akan “melepaskan kartun kami”.

Baca Juga: WASPADA! Besok Minggu 1 November, Topan Goni Diprediksi Menghantam Filipina

Kasus ini dianggap pelanggaran yang tidak main-main oleh umat Islam. Pasalnya ada larangan dalam menggambarkan secara fisik tentang Tuhannya (Allah) dan Nabi Muhammad.

Prancis menganggap hal tersebut sebagai kebebasan berekspresi yang lumrah terjadi di negara tersebut. Kebebasan itu dianggap merusak persatuan.

Sekularisme yang dipraktikkan negeri yang terkenal dengan Menara Eiffelnya tersebut dianggap sebagai pusat identitas nasional.

Baca Juga: Kaget! Badan Pevita Pearce Berotot, Netizen Tiba-tiba Fokus ke Komentar Afgan Syahreza

Berdasarkan pemaparan di atas, unggahan yang menyatakan bahwa Presiden Prancis, Emmanuel Macron, memohon agar dihentikannya boikot terhadap produk Prancis adalah konten yang menyesatkan.***

Editor: Evi Sapitri

Sumber: Turn Back Hoax

Tags

Terkini

Terpopuler