Niat Puasa Syawal hingga Syarat bagi Orang yang Mengerjakannya

16 Mei 2021, 21:00 WIB
Simak niat puasa Syawal hingga syarat untuk menjalankan ibadah sunnah tersebut. /unsplash.com/Aron Visuals

PR INDRAMAYU – Puasa Syawal menjadi list ibadah sunnah yang sangat dianjurkan dilakukan kaum muslimin setelah merayakan Hari Raya Idul Fitri.

Puasa Syawal adalah puasa selama enam hari yang dilakukan di bulan Syawal.

Waktu pengerjaannya dimulai setelah Hari Raya Idul Fitri hingga hari terakhir bulan Syawal.

Baca Juga: BERITA POPULER Hari Ini Minggu 16 Mei 2021, Link Nonton Drakor So I Married the Anti Fan hingga WhatsApp

Mayoritas para ulama menyatakan kesepakatannya mengenai puasa enam di bulan Syawal merupakan ibadah sunnah dan sangat dianjurkan untuk dikerjakan.

Sebagaimana yang dikutip PikiranRakyat-Indramayu.com dari laman sosial media Ditjen Bimbingan Masyarakat Islam yang memaparkan hadis penjelasan mengenai puasa Syawal tersebut.

Adapun hadis yang dimaksud adalah hadis riwayat Imam Muslim dari Abu Ayyub, dia berkata bahwa Nabi Saw bersabda;

Baca Juga: Spoiler Ikatan Cinta Malam Ini: Aldebaran vs Elsa, Kebohongan Siapa yang Akan Terbongkar?


مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ


yang artinya ialah “Barangsiapa yang melakukan puasa di bulan Ramadhan kemudian mengikutinya dengan berpuasa enam hari di bulan Syawal, maka dia layaknya seperti berpuasa setahun penuh,”

Hadis lainnya juga menjelaskan hal serupa, yakni dalam hadis riwayat Ibnu Majah dari Tsauban, bahwa Rasulullah Saw bersabda:

Baca Juga: Catat Lokasinya dan Syaratnya! Ini 4 Lokasi Pos Penyekatan yang Dijaga Ketat pada Arus Balik Mudik Lebaran

مَنْ صَامَ سِتَّةَ أَيَّامٍ بَعْدَ الْفِطْرِ كَانَ تَمَامَ السَّنَةِ

Artinya ialah “Barangsiapa berpuasa enam hari setelah Idul Fitri, maka dia seperti berpuasa setahun penuh”.

Lebih lanjut perihal Puasa Syawal juga dijelaskan oleh Syaikh Wahbah Al-Zuhaili dalam kitab Al-Fiqhul Islami wa Adillatuhu.

Baca Juga: Soal Serangan Israel ke Palestina, Haedar Nashir: Saya Minta PBB dan Dunia Internasional Jangan Diam

Adapun penjelasannya yakni mengenai cara pengerjaan Puasa Syawal, dimana kaum muslimin dapat mengerjakannya secara terpisah-pisah, tidak harus berurutan.

Namun mengerjakannya berurutan selama 6 hari tanpa jeda adalah yang lebih utama.

Apalagi jika dikerjakan langsung setelah hari raya Idul Fitri dan mengutamakan slogan lebih cepat dikerjakan, lebih baik.

Baca Juga: Manga One Punch Man Chapter 146 Alami Revisi Sebelumnya? Berikut Penjelasan hingga Tanggal Rilisnya

Berikut adalah niat puasa Syawal jika dikerjakan secara terpisah-pisah:

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ اَدَاءِ سُنَّةٍ مِنْ شَوَّالٍ لِلَّهِ تَعَالَى

Nawaitu shouma ghadin ‘an adaa-i sunnatin min syawwalin lillaahi ta’aala.

Baca Juga: Terlalu Aktif Meski Tengah Berbadan Dua, Aurel Hermansyah Harus Istirahat Total

Artinya: “Saya niat puasa sunnah Syawal pada esok hari karena Allah Ta’ala”.
Sementara untuk niat puasa Syawal yang dikerjakan secara berurutan ialah sebagai berikut;

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ اَدَاءِ سِتَّةٍ مِنْ شَوَّالٍ سُنَّةً لِلَّهِ تَعَالَى

Nawaitu shouma ghadin ‘an adaa-i sittatin min syawwalin lillaahi ta’aala.

Baca Juga: Puan Maharani Terlihat Sholat Berjamaah di Barisan Laki-laki, Buya Yahya: yang Batal Adalah...

Artinya: “Saya niat puasa pada esok hari untuk menunaikan puasa sunnah enam hari dari bulan Syawal karena Allah ta’ala”.

Namun perlu diketahui mengenai syarat berpuasa Syawal dimana orang tersebut harus sudah mengganti hutang puasa Ramadhan sebelumnya.

Dikutip PikiranRakyat-Indramayu.com dari laman Konsultasi Syariah mengenai perkara puasa Sunnah yang berkaitan dengan puasa Ramadhan.

Baca Juga: Satu Orang Wisatawan Pantai Tirtamaya Positif Covid-19, Satgas Covid-19 Indramayu Segera Ambil Tindakan

Salah satu contoh puasa sunnah semacam ini adalah puasa sunah Syawal. Berdasarkan hadis,

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ، كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ

“Barang siapa yang melaksanakan puasa Ramadhan, kemudian dia ikuti dengan puasa enam hari di bulan Syawal, maka dia layaknya berpuasa selama setahun.” (HR. Ahmad 23533, Muslim 1164, Turmudzi 759, dan yang lainnya).

Baca Juga: My Hero Academia Chapter 313: Tanggal Rilis, Spoiler, Rangkuman hingga Link Baca Online

Berdasarkan hadis tersebut, puasa sunnah ini hanya boleh dikerjakan jika puasa Ramadhan telah dilakukan dengan sempurna.

Sementara itu terkait kaum muslimin yang masih memiliki hutang puasa Ramadhan sebelumnya belum dapat dikatakan telah melaksanakan puasa Ramadhan dengan sempurna.

Melihat hal tersebut, oleh karena itu orang yang memiliki utang puasa Ramadan dan ingin melaksanakan puasa Syawal harus meng-qadha atau mengganti utang puasa Ramadhan-nya terlebih dahulu, baru kemudian dapat melaksanakan puasa Syawal.***

Editor: Thytha Surya Swastika

Sumber: Bimas Islam Kemenag RI

Tags

Terkini

Terpopuler