PR INDRAMAYU - Virus corona di Tanah Air masih terus menginfeksi. Per Kamis, 2 Juli 2020, jumlahnya kembali meningkat sebanyak 1.624 kasus positif, sehingga totalnya mencapai sebanyak 59.394 kasus.
Perekonomian pun turut bertekuk lutut, tak heran sejumlah kantor pun mengizinkan karyawannya untuk bekerja dari rumah. Meski demikian, masih ada beberapa yang kembali beroperasi dengan berbagai langkah pencegahan yang maksimal.
Rupanya pembukaan kembali pabrik/kantor bisa saja tidak berjalan mulus seperti yang diharapkan. Nasib nahas harus diterima pabrik PT Unilever Indonesia Tbk di Cikarang yang terpaksa harus ditutup sementara karena sejumlah karyawannya dilaporkan terpapar wabah virus corona (Covid-19).
Baca Juga: BREAKING NEWS: Tanah Longsor di Myanmar Kubur Hidup-hidup 113 Lebih Penambang Batu Giok
Direktur Corporate Affairs dan Sekretaris Unilever Indonesia Sancoyo Antarikso mengatakan kabar tersebut dalam keterangan resminya pada Kamis, 2 Juli 2020.
.
"Operasional kami tangguhkan begitu mendapat kabar tersebut, untuk berfokus menerapkan berbagai langkah preventif dalam upaya menjaga kesehatan dan keselamatan karyawan," kata Sancoyo dari situs resmi Unilever.
Namun, Sancoyo enggan mengungkap berapa jumlah karyawan yang dilaporkan positif Covid-19 dan kapan pabrik akan kembali beroperasi kembali. Ia hanya menyebutkan karyawan itu dari Departemen Engineering.
Baca Juga: Update Corona Indonesia Kamis, 2 Juli 2020: Catat Rekor Lagi, 1.624 Orang Terinfeksi dalam Sehari
"Laporan rinci sudah kami kirimkan ke Gugus Tugas Covid-19 Kabupaten Bekasi, sedang kami koordinasikan dengan Gugus Tugas, semoga bisa (beroperasi) dalam waktu dekat," ujarnya.
Sancoyo juga menyebut pihaknya telah melakukan contact tracing (pelacakan) dan mewajibkan tes PCR kepada seluruh karyawan gedung sebanyak 265 orang sesuai dengan protokol kesehatan perusahaan.
Dia menegaskan protokol penanganan virus corona yang digunakan oleh Unilever Indonesia telah sesuai dengan standar Unilever Internasional yang digunakan seluruh kantor dan pabrik Unilever di 180 negara.