Itu adalah penampilan yang sangat halus dan filosofi Guardiola terpampang di seluruh bagiannya.
Namun kemudian, setelah Alexis Mac Allister menyamakan kedudukan dari titik penalti di awal babak kedua, City menjadi sasaran serangan yang kejam dari Liverpool.
Tidak ada seorang pun yang mampu membuat City asuhan Guardiola bergemuruh seperti Liverpool di bawah asuhan Klopp.
Klopp dan Guardiola telah saling mendorong hingga mencapai titik tertinggi, dan Guardiola adalah pemenangnya jika diukur dengan trofi.
“Jurgen akan kembali. Dia sangat menyukai pekerjaan ini. Apa yang bisa saya katakan? Dia menjadikan kami tim yang lebih baik. Dia menjadikan saya manajer yang lebih baik," kata Guardiola usai pertandingan dikutip dari BBC.
"Saya berharap dia akan segera kembali karena sepak bola membutuhkan kepribadian seperti dia," lanjut Pep
Atmosfer pertemuan antara Liverpool dan Manchester City lebih besar dibandingkan pertandingan Premier League lainnya dan jarang mengecewakan.
Manchester City telah menemukan Liverpool sebagai musuh paling tangguh di era Guardiola, perebutan gelar mereka menjadi sebuah narasi yang konstan, sering kali berlanjut hingga hari terakhir musim ini.