“Bisa jadi, orang yang bekerja tersebut mengamalkan perintah Nabi berbuat baik kepada keluarga,” ujar dia dalam suatu pengajian seperti dilansir Indramayu Hits dari NU Online Jateng.
Dikatan, ini penting agar cara pandang kita kepada seseorang kepada yang lain itu positif. Karena takwa itu meninggalkan hal-hal yang dilarang.
Gus Baha juga menyampaikan, Allah begitu mengapresiasi orang yang bekerja. Bekerja untuk hal ini penting karena mungkin ada orang mendapatkan uang dari transaksi narkoba, mencuri, kejahatan atau menipu.
“Makanya orang yang bekerja harus diapresiasi bahwa nilai kerja itu ibadah,” sambung kiai sederhana yang ceramahnya banyak disimak di akun Youtube itu.
Menurutnya, agama manapun setuju seseorang harus mendapatkan rezeki atau kebutuhannya lewat jalan halal semisal kerja, warisan, dan hibah.
Baca Juga: Pratama Arhan Segera Berkarir di Luar Negeri, Sang Ibunda Beri Pesan Begini
Dalam konsep Islam, ketika seseorang mendapatkan satu rezeki maka bisa dimakan untuk dua orang. Rezekinya orang dua bisa dimakan empat orang.
“Dalam Kitab Ihya Ulumiddin dijelaskan tentang keutamaan kerja bahwa sebagian dosa, ada yang tidak bisa dihapuskan dengan istighfar, sedekah, ataupun zikir kecuali serius memikirkan dan mencari nafkah atau rezeki,” ungkap Gus Baha dilansir Indramayu Hits dari NU Online Jateng.
Jadi, lanjut Gus Baha, sudut pandang itu penting. Banyak guru-guru yang kaya, tapi untuk dirinya secukupnya saja.