INDRAMAYUHITS -- Kylian Mbappe, pemain muda paling potensial itu mengatakan jika lawan yang paling terberat ketika dihadapi adalah pemain Legenda Italia
Kylian Mbappe sang top skor Piala Dunia 2022 Qatar itu sedang dalam puncak karirnya sebagai pesepak bola, pemain 23 tahun itu hampir saja mendapatkan Piala Dunia dua kali beruntun bersama Prancis
Kylian Mbappe mengalami musim yang luar biasa. Dia membuktikan dirinya sebagai salah satu pemain terbaik di dunia dan telah berjalan di Ligue 1 selama beberapa tahun.
Musim dingin ini, dengan absennya Benzema dan kapten lainnya seperti Pogba, Kanté, Mbappe membawa Prancis ke final Piala Dunia Qatar 2022.
Sayangnya, The Blues kalah dalam adu penalti meski Kylian Mbappe hat-trick di final tersebut dimana ia bahkan finis sebagai pencetak gol terbanyak turnamen dengan delapan gol.
Kylian Mbappé mungkin baru berada di awal karirnya, tetapi dia telah menunjukkan bahwa dia memiliki semua kualitas untuk meraih Ballon d'Or di masa depan.
Baca Juga: Hasil Liga Italia: AC Milan Menang Lawan Salernitana
Aksi hebatnya di lapangan, membuat decak kagum para pecinta sepakbola, Kylian Mbappe yang hebat mengutarakan jika ia pernah melawan pemain yang hebat.
Dia bersaing dengan beberapa pemain terbaik di Eropa dan Dunia. Ligue 1 memiliki semakin banyak bintang yang berbondong-bondong ke klubnya, tetapi pemain yang paling membuat Mbappe kesal sejak memulai karir profesionalnya adalah mantan rekan setimnya sendiri.
Di lansir dari Eurosport, Mbappé tidak ragu, Juara dunia 2018 itu menyebut Legenda Italia, mantan kiper Juventus dan juga mantan Paris Saint Germain Gianluigi Buffon sebagai lawan terberatnya.
Pasalnya, Mbapp sudah dua kali berhadapan dengannya di babak semifinal Liga Champions bersama AS Monaco saat kiper legendaris Italia masih di Bianconeri.
Saat ditanya siapa yang memberinya tantangan terbesar dalam kariernya, Mbappé hanya menjawab: "Buffon."
Baca Juga: Gary Neville: Manchester United Lebih Bijaksana Tanpa Cristiano Ronaldo
Buffon dan Mbappé sempat bersatu di PSG dan Bondynois dapat belajar dari penjaga gawang Italia yang luar biasa selama satu musim sebelum kembali ke Italia. ***