Network
INDRAMAYUHITS - Maraknya alih fungsi lahan diberbagai daerah termasuk Kalimantan, mengancam flora dan fauna tak terkecuali anggrek Meratus yang banyak ditemui di hutan Kalimantan.
Sekelompok orang atau individu bersusah payah menyelematkan ekosistem yang ada. Salah satunya
pelopor dunia peranggrekan di Kalimantan Selatan Ferry F. Hoesain yang konsisten menyelematkan anggrek Maratus dari alih fungsi lahan.
"Banyak hutan alam sebagai habitat anggrek terdegradasi, keberadaan anggrek Meratus harus kita selamatkan," kata dia di Banjarmasin, dikutip IndramayuHits dari antaranews Sabtu.
Baca Juga: Kota Cirebon Gelar Digital Talent Scholarship
Kecintaanya terhadap bunga anggrek membuat Ferry kerap melakukan ekspedisi menjelajah hutan Meratus l, sekedar untuk melakukan observasi keragaman anggrek spesies pegunungan Meratus yang membentang di delapan kabupaten di Kalimantan Selatan.
Ferry sendiri membangun penangkaran anggrek alam yang diberi nama "Taman Anggrek Meratus" di tempat kediamannya di Banjarmasin.
Kemudian pada 12 Maret 2010 mencanangkan Gerakan Cinta Anggrek Indonesia dengan ditandai penanaman anggrek spesies hutan Meratus Phalaenopsis amabilis var. Pleihari di kawasan Taman Hutan Raya Sultan Adam di Mandiangin, Kabupaten Banjar oleh Direktur Jenderal KSDAE Kementerian LHK kala itu Ir. Darori.
Baca Juga: Ridwan Kamil: Misa Natal di Gereja Jawa Barat Aman dan Lancar
Setelah sepuluh tahun, yaitu di 2020, Ferry baru bisa mendirikan Taman Anggrek Meratus di Lembah Bukit Manjai, Mandiangin Timur, Kabupaten Banjar. Di kawasan itu, koleksi anggrek alam tersebut dikembalikan ke habitatnya.
Ada beberapa anggrek spesies langka yang mulai ditanam secara alami seperti anggrek raksasa (Grammatophyllum speciosum), anggrek bulan pleihari (Phalaenopsis amabilis) dan anggrek lainnya yang khas anggrek Meratus.
