Network
IndramayuHits.com - Orang Tua selalu ingin menjadikan anaknya yang terbaik dan disiplin.
Namu, dalam mendisplinkan anak tidak sedikit orang orang tua bersikap kasar hingga membentak dengan nada tinggi.
Taukah anda, bahwa membentak anak bisa memiliki dampak buruk hingga jangka panjang dan jangka pendek?
Memang, mendisiplinkan anak Anda bisa membuat frustasi, terutama jika mereka tidak berperilaku baik. Namun cara Anda mengungkapkan rasa frustrasi Anda dapat berdampak jangka panjang pada perkembangan anak Anda.
Baca Juga: Parenting: Berikut Tips yang Baik Bagi Orang Tua Dalam Membentuk Anak yang Tangguh Menurut Para Ahli
Penelitian menunjukkan bahwa membentak dan disiplin verbal yang kasar dapat menimbulkan dampak negatif yang serupa dengan hukuman fisik. Anak-anak yang terus-menerus dimarahi lebih mungkin mengalami masalah perilaku, kecemasan , depresi , stres , dan masalah emosional lainnya, serupa dengan anak-anak yang sering dipukul
Lalu apa dampak buruk membentak anak? Berikut ulasannya seperti dilansir dari laman medicelnenet.com
Efek jangka pendek
Dampak psikologis jangka pendek dari membentak anak antara lain:
- Perilaku agresif
- Gejala kecemasan
- Masalah perilaku (misalnya, anak laki-laki cenderung kehilangan kendali diri, dan anak perempuan mungkin bereaksi dengan kemarahan atau frustrasi)
- Penarikan diri dari orang tua
Efek jangka panjang
Dampak psikologis jangka panjang dari membentak anak antara lain:
1. Masalah perilaku yang memburuk.
Beberapa orang tua menggunakan teriakan sebagai solusi cepat untuk memperbaiki perilaku buruk atau untuk mencegah anak berperilaku buruk di masa depan.
Namun, penelitian menunjukkan bahwa berteriak justru dapat menimbulkan lebih banyak masalah dan memperburuk perilaku anak. Dalam banyak kasus, anak-anak yang dimarahi orang tuanya tidak mengubah perilaku buruknya, namun malah bereaksi dengan memperparah perilaku buruknya.
Semakin banyak orang tua membentak, semakin buruk pula perilaku anak. Hal ini, pada gilirannya, menyebabkan lebih banyak teriakan, sehingga menciptakan siklus yang berkelanjutan.
2. Perubahan perkembangan otak.
Membentak dan teknik pengasuhan yang kasar lainnya dapat mengubah cara otak anak berkembang, karena otak manusia memproses kejadian negatif lebih cepat dibandingkan kejadian positif.
Pemindaian Magnetic Resonance Imaging ( MRI ) pada orang-orang dengan riwayat pelecehan verbal oleh orang tua menunjukkan perbedaan nyata di bagian otak yang memproses suara dan bahasa.
3. Depresi.
Baca Juga: Parenting: Yuk Jadi Orang Tua yang Sabar ! Berikut Mitos dan Fakta Tentang Bahayanya Memarahi Anak
Ketika seorang anak dimarahi, mereka mungkin merasa sakit hati, takut, dan sedih. Jika hal ini sering terjadi, hal ini dapat mempengaruhi kesehatan mental anak sehingga menyebabkan masalah psikologis yang lebih dalam seperti depresi atau kecemasan .
Depresi dapat berujung pada tindakan yang merusak diri sendiri, seperti penyalahgunaan narkoba , aktivitas seksual berisiko, atau upaya bunuh diri .
4. Efek pada kesehatan fisik.
Mengalami stres saat kecil dapat berdampak jangka panjang pada kesehatan fisik. Anak-anak yang dimarahi dan dianiaya secara verbal oleh orang tuanya mungkin berisiko lebih tinggi mengalami masalah kesehatan tertentu saat dewasa.
5. Sakit kronis .
Pengalaman masa kanak-kanak yang negatif, termasuk berteriak, dikaitkan dengan kondisi nyeri kronis di masa dewasa , seperti radang sendi , sakit kepala , masalah punggung dan leher, dan nyeri kronis lainnya .
6. Masalah emosional.
Membentak seorang anak dapat menyebabkan satu atau lebih masalah emosional berikut ini:
- Kecemasan
- Rendah diri
- Masalah perilaku
- Perilaku intimidasi
- Masalah sosial.
Nah itulah beberapa hal yang sangat berbahaya jika kita sebagai orang tua melulu dan selalu membentak anak dengan keras.***
