INDRAMAYUHITS – Kementerian Agama (Kemenag) telah meluncurkan program Guru Master Madrasah.
Untuk merealisasikan program ini Kemenag menyiapkan anggaran khusus untuk memberikan beasiswa kuliah pascasarjana untuk tingkat Strata 2 (S2) untuk para guru agama Islam.
Hal itu diungkapkan Direktur GTK Madrasah Kemenag, Muhammad Zain dilansir Indramayu Hits dari laman Kemenag, 27 Juli 2022.
GTK Madrasah Kemenag telah menyusun finalisasi petunjuk teknis program yang diberi titel Beasiswa Guru Master pada 18 hingga 20 Juli 2022 lalu.
Muhammad Zain mengungkapkan, program ini diberikan dalam rangka peningkatan kualitas pembelajaran di madrasah.
Kemenag telah siap mengalokaiskan bantuan studi S2 bagi guru madrasah rumpun mata pelajaran agama Islam.
Program itu juga ditujukan untuk mempersiapkan guru master di bidangnya masing-masing.
Menurutnya, tahun ini adalah tahap pertama program ini direalisasikan dan akan diawali untuk para guru pengampu tiga bidang studi.
“Beasiswa tahap pertama ini kami merencanakan bagi tiga jenis guru pengampu mata pelajaran (maple) yakni Akidah Akhlak, Quran Hadis dan Ilmu Kalam,” ujar Muhammad Zain.
Menurut Zain, pemilihan tiga bidang mapel rumpun agama Islam tersebut sesuai dengan mandat keilmuan yang diemban di UIN, IAIN dan STAIN.
Selain itu, pemilihan tiga bidang mapel tersebut juga sangat strategis, karena dapat menguatkan nalar kritis para guru madrasah.
Dikatakan, tradisi critical thinking atau berpikir kritis adalah salahsatu dari 6C yang merupakan aspek yang selalu ditekankan untuk ditanamkan pada para peserta didik.
“Jika guru memiliki tradisi kritis, dipastikan akan diturunkan kepada siswanya. Jika siswa memiliki nalar kritis, dipastikan memiliki cara pandang dan sikap moderat,” tandas Zain.
Lebih dari itu, program tersebut juga dapat mensupport program prioritas Menteri Agama yakni penguatan moderasi beragama.
Lebih lanjut Kasubdit Bina GTK MA/MAK yang juga Sekretaris Pokja Moderasi Beragama Ditjen Pendis, Anis Masykhur mengungkapkan, lemahnya pengetahuan guru di bidang ilmu-ilmu inti memberikan sumbangsih dalam menumbuhkan karakter intoleran.
Karena itu, peningkatan kapasitas studi dengan fokus pendalaman keilmuan memberikan pengaruh yang signifikan bagi pembentukan perilaku dan pola pikir moderat, sebagaimana tercantum dalam program prioritas Kemenag.
Dengan kata lain, pertimbangan pemilihan mapel tersebut diarahkan untuk mengatasi sebagian permasalahan guru.
Dikatakan, hasil asesmen nasional pendidik yang dilakukan pada tahun 2020 dan 2021 menunjukkan bahwa kompetensi profesional guru lebih rendah daripada kompetensi pedagogiknya.
“Program Guru Master Madrasah ini menemukan momentumnya, dan mereka diharapkan menjadi guru yang memiliki pengetahuan layaknya master,” tegasnya lebih lanjut.
Kepala Subdit Bina RA yang juga Korlap Program, Irhas Shobirin menginformasikan, pendaftaran pengajuan beasiswa ini telah dibuka pada 25 Juli 2022.
“Para guru yang minat studi lanjut diminta untuk mempersiapkan dokumen-dokumen pendukungnya,” kata dia.
Berdasarkan hasil rumusan petunjuk teknis, bagi yang berminat hendaknya menyiapkan ketentuan dan dokumen antara lain ijazah terakhir dan transkripnya, sertifikat pendidik, kepangkatan, SK pertama menjadi guru, ijin pimpinan, dan lainnya.
Para guru yang melanjutkan studi melalui program ini akan mendapatkan hak-hak sebagai mahasiswa seperti biaya hidup, tunjangan referensi, biaya penelitian, transportasi dan biaya pendidikan selama 2 tahun (4 semester).
“Masa studi ini dapat diperpanjang setelah dilakukan evaluasi secara komprehensif dan memang dibutuhkan,” kata Irhas.
Untuk menyukseskan program ini, Kementerian Agama menunjuk UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. ***