Profil Lengkap KH Dimyati Rois, Ulama Kharismatik yang Serba Bisa

- 10 Juni 2022, 04:05 WIB
Karomah KH Dimyati Rois Kaliwungu Kendal, Mustasyar PBNU yang Sangat Kharismatik
Karomah KH Dimyati Rois Kaliwungu Kendal, Mustasyar PBNU yang Sangat Kharismatik /tangkapan layar/facebook

Beliau sempat belajar di SR (Sekolah Rakyat) dimana di sekolah tersebut KH Dimyati Rois belajar sampai di sekolah terakhir dan mendapatkan sertifikat sebagai tanda kelulusan, setelah itu beliau langsung masuk ke Pondok pesantren.

KH Dimyati Rois beserta saudaranya meninggalkan tempat kelahiran guna menuntut ilmu agama pada sekitar tahun 1956.

Beliau mondok pertama kali di Pondok Pesantren APIK, Kauman, Kaliwungu, Kendal. Pada waktu itu, Pondok Pesantren APIK diasuh oleh KH Ahmad Ru’yat. Beliau mondok di Pondok Pesantren APIK selama kurang lebih 14-15 tahun.

Kemudian beliau berguru kepada KH Machrus Ali di Ponpes Lirboyo, Kediri, Jawa Timur, akan tetapi itu hanya sebentar dan setelah itu kemudian beliau melanjutkan berguru pada Mbah Imam, Ponpes Sarang, Rembang, Jawa Tengah, yang lamanya kurang lebih sekitar 5 tahun.

Setelah beberapa tahun melakukan pengembaraan menuntut ilmu di daerah Rembang, Tuban dan Kediri, pada akhirnya beliau kembali lagi ke Pondok Pesantren APIK, Kauman, Kaliwungu, Kendal.

Tak berapa lama kemudian, beliau diangkat menjadi Lurah Pondok oleh Pengasuh Pondok Pesantren APIK, yaitu KH Humaidullah Irfan (kakak KH. Ibadullah Irfan).

Ilmu-ilmu yang beliau pelajari selama beliau di pondok antara lain ilmu nahwu, sorof, ushul fiqh, kitabnya Imam Al-Ghazali dan masih banyak lagi kitab-kitab yang lainnya.

Kecerdasan KH Dimyati Rois telah nampak diwaktu masih belajar di pondok yang beliau singgahi, selama beliau di pondok tidak ada waktu yang terlewati dengan sia-sia. Melainkan digunakan untuk belajar, maka tidak aneh jika KH Dimyati Rois memiliki wawasan yang luas tentang keislaman.

Kepribadian dan Perjuangan KH Dimyati Rois

KH Dimyati Rois memiliki kepribadian yang sangat baik dan menarik, baik dengan para pengikut (santrinya) maupun dengan masyarakat yang lain.

Halaman:

Editor: Kalil Sadewo

Sumber: Walisongo.ac.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah