BNPT Klarifikasi; Pemimpin Tertinggi Khilafatul Muslimin Bukan Pendiri Ponpes Al Mukmin Ngruki

- 8 Juni 2022, 21:24 WIB
Direktur Pencegahan BNPT Brigjen Pol. R. Ahmad Nurwakhid
Direktur Pencegahan BNPT Brigjen Pol. R. Ahmad Nurwakhid /ANTARA

INDRAMAYUHITS - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) memberikan klarifikasi bahwa pemimpin tertinggi kelompok Khilafatul Muslimin, Abdul Qadir Baraja bukan pendiri Ponpes Al Mukmin Ngruki, Sukoharjo, Jawa Tengah.

"Kami mohon maaf atas kekeliruan penyebutan tersebut. Abdul Qadir Baraja bukan pendiri Ponpes Al Mukmin Ngruki," kata Direktur Pencegahan BNPT Brigjen Pol. R. Ahmad Nurwakhid dikutip dari ANTARA, Rabu.

Sebelumnya, Nurwakhid mengatakan Abdul Qadir Baraja ialah salah satu pendiri Ponpes Al Mukmin Ngruki, Sukoharjo, Jawa Tengah; padahal sosok pendiri yang sebenarnya adalah Abdullah Baraja.

Baca Juga: Lowongan Kerja Cirebon Bulan Juni 2022, PT Indosurya Mahakam Buka Sejumlah Formasi, Minimal Lulusan SLTA

Dia menjelaskan Abdul Qadir Baraja merupakan mantan anggota Negara Islam Indonesia (NII) dan pernah terlibat dalam Majelis Mujahidin Indonesia tahun 2000 meskipun dia memilih tidak aktif.

"Dia (Abdul Qadir Baraja) sudah dua kali ditangkap dan dihukum dengan keterlibatannya di jaringan terorisme. Pertama, pada Januari 1979 terkait teror Warman. Kedua, dia ditahan atas kasus bom di Jawa Timur dan Candi Borobudur pada awal tahun 1985," jelas Nurwakhid.

Lalu, mengenai kelompok Khilafatul Muslimin, Nurwakhid mengatakan kelompok tersebut sama bahayanya dengan Hizbut Tahir Indonesia (HTI), NII, dan Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) karena mengampanyekan tegaknya sistem khilafah.

Baca Juga: Kiper RANS Nusantara FC Wawan Hendrawan Petik Pelajaran Berharga Usai Gawangnya Dijebol Arema 4 Kali

"Bedanya, HTI merupakan gerakan transnasional dan sedang memperjuangkan sistem khilafah di berbagai negara. Sementara Khilafatul Muslimin, kelompok ini mengklaim sudah mendirikan khilafah dengan adanya khalifah yang terpilih," katanya dalam keterangannya di Jakarta, Selasa (31/5),

Dia menjelaskan genealogi atau garis keturunan Khilafatul Muslimin tidak bisa dilepaskan dari NII karena sebagian besar tokoh kunci dalam gerakan itu adalah mantan NII.

Halaman:

Editor: Ahmad Asari

Sumber: Antara


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x