Masih Mempersoalkan Pancasila, Gus Yaqut : Belajar Lagi yang Lama

- 1 Juni 2022, 22:41 WIB
Menag Yaqut Cholil Qoumas
Menag Yaqut Cholil Qoumas /kemenag.go.id

“Kepada orang lain kita harus lunak. Dalam bahasa sederhana, kita semua memiliki hak termasuk dalam hal memilih agama. Tetapi ingat, hak kita dibatasi dengan hak orang lain. Kita tidak boleh memaksakan hak kita dalam beragama kepada orang lain,” ujar Gus Yaqut.

Ia menegaskan, bahwa banyak seseorang yang keras kepada orang lain tetapi lunak kepada diri sendiri. Hal tersebut tidak sejalan dengan ajaran islam yang disebut amar ma'ruf nahi munkar.

“Amar ma'ruf nahi munkar, bagaimana menyeru kebaikan dan mencegah kerusakan. Duluan mana, nih? serukan dulu kebaikan, baru mencegah kerusakan. Sekarang orang kebalik. Nahi munkar dulu,” kata pria kelahiran Leteh, Rembang, Jawa Tengah ini.

Baca Juga: Tampil Menekan di Babak Pertama, Timnas Indonesia Belum Mampu Cetak Gol ke Gawang Bangladesh

Agama, seharusnya berisikan pesan damai, saling menghormati, santun, bahkan menjaga kearifan lokal.

Sebagaimana menukil dari kisah Nabi Muhammad yang semata-mata diutus hanya untuk menyempurnakan akhlak.***

 

Halaman:

Editor: Ahmad Asari

Sumber: Podcas Deddy Corbuzer


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x