INDRAMAYUHITS - Prabu Siliwangi dan Ki Amuk Marugul bersaing memperebutkan Nyai Subang Larang melalui "Sayembara Putri". Hal itu dikisahkan dalam naskah kuno Purwaka Caruban Nagari karya Pangeran Arya Carbon tahun 1720.
Dikisahkan, Prabu Siliwangi yang saat itu dikenal juga dengan nama Raden Manah Rarasa harus bersaing dengan banyak ksatria, termasuk Ki Amuk Marugul yang memiliki kesaktian.
Sayembara Putri diselenggarakan di Singapura pada tahun 1422 M, sebuah wilayah kecil yang meliputi pelabuhan Muara Jati, terletak di utara Kabupaten Cirebon saat ini, antara Desa Mertasinga hingga Desa Astana, Kecamatan Gunungjati bila merujuk pada tempat saat ini.
Baca Juga: Tujuh Wakil Bulu Tangkis Indonesia Melaju ke Semifinal SEA Games, Tunggal Putra Tumbang Lebih Dulu
Dipimpin oleh Ki Ageng Tapa sebagai Mangkubumi di Singapura, merangkap sebagai juru labuhan yang mengendalikan Muara Jati. Singapura merupakan daerah bawahan dari Kerajaan Galuh yang berkedudukan di kawali Ciamis.
Ki Ageng Tapa mengadakan Sayembara Putri bermaksud mencarikan jodoh untuk putrinya Nyai Subang Larang atau dikenal juga dengan nama Subang Krancang.
Mengingat usianya yang sudah cukup umur, Ki Ageng Tapa sudah tidak sabar ingin segera menikahkan putrinya, tetapi putrinya mengajukan syarat, siapapun yang akan menikahinya harus bisa mengalahkannya.
Namun para peserta yang mendaftar dalam Sayembara Putri, harus saling berhadapan satu sama lain, kemudian pemenangnya akan berhadapan dengan Nyai Subang Larang.
Kecantikan sang putri mampu menyedot perhatian ratusan pendekar yang datang dari berbagai kerajaan di seantero jagat.