Meletusnya Gunung Semeru dan Mitos Terbelahnya Jawa Versi Ramalan Jayabaya

- 5 Desember 2021, 11:18 WIB
Banyak yang menghubungkan fenomena meletusnya gunung dengan ramalan Jawa Terbelah.
Banyak yang menghubungkan fenomena meletusnya gunung dengan ramalan Jawa Terbelah. /Instagram

INDRAMAYUHITS - Dwarrr. Gunung Semeru yang ada di Kabupaten Lumajang tiba-tiba Meletus pada hari Sabtu, 4 Desember 2021.

Dari video yang banyak disebar warga sekitar, tampak Gunung Semeru menyemburkan debu vulkanik.

Debunya menghambur ke mana-mana. Ke sana ke mari. Ke berbagai sisi terdekat.

Dari pandangan yang terekam kamera ponsel, seketika debu menutup area sekitar. Pandangan tak bisa terlihat dari radius lebih jauh.

Ada juga video yang menunjukkan warga sedang berhamburan. Menghindari luncuran benda apapun dari atas gunung tertinggi itu.

Diperkirakan, letusan mengakibatkan daya rusak cukup serius. Tampak gumpalan asap membumbung tinggi membuat warga lari histeris.

Mereka yang melihat letusan berlarian, menyelamatkan ke mana pun sebisanya, menghindari kejaran awan pekat dan panas.

Layaknya gunung merapi, sejatinya selalu aktif. Kapan saja bisa meletus, sesuai kehendaknya. Tak ada yang tahu.

Bila melihat data catatan sejarah, letusan yang terjadi kemarin cukup besar, namun Gunung Semeru pernah Meletus lebih besar dari itu.

Terjadi di bulan November tanggal 8 pada tahun 1818. Saat itu letusan Semeru sangat besar, radius semburan abu vulkaniknya lebih jauh.

Setelah itu,  176 tahun berikutnya, Gunung Semeru kembali mbledhos. Tepatnya pada 2 Februari 1994.

Belakangan siklusnya lebih sering, karena 6 tahun setelah itu kembali meletus. Bahkan di tahun 200-an itu, Semeru mengalami sekitar 8 kali letusan.

Sebelum terjadi 4 Desember 2021, Gunung Semeru Meletus dua kali, yakni terjadi tepat pada Hari Raya Natal tahun 2002 dan tanggal 1 Desember 2020.

Bila melihat data di atas, letusan Gunung Semeru lebih sering terjadi di bulan Desember. Untuk tahun 2020, guguran awan panas dari puncak meluncur hingga jarak 11 kilometer dari sumber letusan.

Untuk peristiwa yang terakhir, ternyata banyak masyarakat, terutama yang memercayai atau mempelajari primbon Jawa, mengaitkan kejadian itu dengan salahsatu buku pedoman yang masyhur, yaitu ramalan Jayabaya.

Nama tersebut dinisbatkan kepada Raja Jayabaya. Bila melihat sejumlah literasi, Jayabaya adalah raja Kerajaan Kediri. Ia berkuasa pada abad ke-12.

Sejarawan menyebut Raja Jayabaya sebagai tokoh yang memiliki banyak keunggulan. Ia juga dikenal visioner.

Singkat cerita, berdasarkan kitab Jangka Jayabaya, dalam bait yang ke-164 Sang Raja mengatakan, pada masanya Pulau Jawa akan terpotong atau terbelah menjadi dua. Banyak tafsir terhadap ramalan Raja Jayabaya itu dan tak sedikit pula yang meyakini bahwa untuk terbelahnya bumi Jawa melalui proses alamiah seperti meletusnya gunung-gunung dan reaksi alam lainny.

Maka, dengan meletusnya Gunung Semeru banyak yang meyakini mitos Jawa terbelah akan terjadi.

Sebab, tak sedikit masyarakat, khususnya di Jawa yang meyakini jika Ramalah Jayabaya selalu terbukti.

Salahsatu ramalan yang dianggap terbukti adalah kedatangan tentara Jepang untuk menjajah Indonesia sebelum merdeka. Dalam ramalannya Jayabaya menyebut “seumur jagung” yang banyak memaknainya sebagai waktu jajahan yang hanya selama 3,5 tahun.

Namun, bila jeli melihat ramalan Jayabaya, konon keyword atau kata kunci dari terbelahnya Jawa adalah bila terjadi letusan yang maha dahysat adari Gunung Slamet. ***

Editor: Kalil Sadewo


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah